Nedim yang sedang berusaha menguatkan diri dan fisiknya menuruni anak tangga, terus berusaha menunjukkan yang terbaik didepan keluarganya.
Agah melihat Nedim menuruni tangga dengan gagah, yang merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi Agah Karacay.
Perlahan Nedim mendekati kursi kosong yang sudah dipersiapakan untuknya, dia melihat sekitar dan melihat Cenk dan Cemre duduk berdampingan.
Kenangan Nedim terulang ketika Cemre pertama kali membawanya turun untuk makan malam dengan kursi rodanya.
Setelah cukup waktu mengingat kenangan manis itu, Nedim mengambil tempat untuk duduk tepat di samping Cenk.
Di depan Nedim, sudah duduk Seniz istri dari pamannya yang terlihat sinis melihat perkembangan kesembuhan Nedim.
Di samping ibunya, Damla terlihat ceria namun juga khawatir dengan keadaan yang saat ini dilalui oleh Nedim.
Ketika sudah dipersiapkan makan malam, Nedim ternyata kesulitan dalam menggunakan pisau dan garpu makan.