Lulusan UI dan Sempat Jadi Dosen, Begini Kondisi Rumah Peninggalan Dono Warkop DKI Saat Ini

12 Agustus 2021, 15:08 WIB
Lulusan UI dan Sempat Jadi Dosen, Begini Kondisi Rumah Peninggalan Dono Warkop DKI Saat Ini /tangkap layar Youtube/Info Seputar Wedi, @indrowarkop_asli/

MEDIA BLITAR  Mendiang pelawak kondang Dono Warkop DKI memang sudah lama tiada, yakni sejak 30 Desember 2001 akibat kanker paru-paru yang dideritanya.

Walau dirinya sudah tiada, namun nama Dono Warkop DKI masih tetap dikenal hingga saat ini sebagai pelawak legendaris bersama dengan kedua rekannya, Kasino dan Indro.

Diketahui, lelaki yang memiliki nama lengkap Wahjoe Sardono ini lahir dan dibesarkan di Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Bahkan sampai sekarang, rumah masa kecil Dono masih ada.

Seperti dikutip dari kanal YouTube B Project, rumah tersebut berada di Jalan Garuda, Dukuh Kargan, Desa Delanggu, Kecamatan Klaten.

Baca Juga: Pantas Dicap Gladiator Pencabut Cinta, Vicky Prasetyo Unggah Foto Jadul 21 Tahun, Netizen: Kaya Dono Warkop

 Rumah peninggalan orang tua Dono ini tampak sederhana dan tidak berpenghuni. Ketika masa SMA, Dono Warkop DKI harus naik sepeda puluhan kilometer ke Solo. Rumah tersebut terlihat tak terawat. Bahkan, atap teras juga sudah tampak usang. Wajar saja, pasalnya rumah mendiang Dono memang sudah lama tidak ditinggali oleh keluarga besar pria kelahiran 30 September 1951 tersebut.

Seperti dikutip Media Blitar dari kanal YouTube Info Seputar Wedi yang diunggah pada 16 Desember 2020 lalu, terlihat di depan rumah itu terdapat tanda nama ‘TJ. Soedijono’ yang merupakan nama dari ayah Dono, Tjitro Soedijono. 

Rumah berukuran sekitar 10 x 12 meter itu kini dijadikan sebuah warung bernama warung Hik milik tetangga Dono yang bernama Wahyudi. Wahyudi mengaku bahwa dirinya sudah mendapatkan izin dari keluarga Dono untuk membuka warung kecil-kecilan di bekas kediaman Dono Warkop DKI.

Baca Juga: JADWAL ACARA TV SCTV KAMIS 13 MEI 2021: Acara Special Lebaran FTV, Warkop DKI Reborn, dan Love Story

Ketika masih kuliah di Universitas Indonesia, Dono pernah bekerja di bagian redaksi surat kabar. Antara lain di Tribun dan Salemba sebagai karikaturis. Namun kedua media cetak tersebut telah berhenti terbit pada tahun 1974.

Selain itu, pria asal Klaten ini juga pernah bergabung dengan kelompok lawak Warung Kopi Prambors yang didirikan pada tahun 1973. Dono bersama Kasino, Indro, dan Nanu mengisi acara Warung Kopi Prambors yang bergaya obrolan warung kopi di radio swasta Prambors.

Ketika masih menjadi mahasiswa, Dono merupakan anggota Kelompok Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) bersama kedua rekannya, Kasino dan Nanu. Itulah sebabnya film-film Warkop DKI kebanyakan memperlihatkan aktivitas mereka sebagai pecinta alam.

Baca Juga: Pipi Mulus Chef Juna Ditampar Sosok ini! Ternyata Bukan Kelakuan Indro Warkop

Dikenal sebagai pelawak, ternyata Dono dulunya juga pernah menjadi asisten dosen Prof. Selo Soemardjan. Dirinya kerap menjadi asisten untuk menangani kuliah kelompok. Bahkan, Dono juga sempat menjadi pemateri dalam kuliah umum ketika Prof. Selo Soemardjan berhalangan hadir. Saat itu, Dono menjadi asisten dosen bersama Paulus Wirutomo. Rupanya, Dono merupakan sosok mahasiswa yang cerdas dalam menggeluti bidang sosiologi, karena tak semua mahasiswa bisa menjadi asisten Prof. Selo Soemardjan.

Saat masih menjadi mahasiswa itu pula Dono menemukan kekasih hatinya, yakni Titi Kusumawardhani. Mereka bertemu ketika masa perpeloncoan di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UI.

Tak disangka, jauh sebelum bertemu sang istri, ketika Dono duduk di bangku SMP keluarganya pernah bermain Jelangkung dan menanyakan siapa jodoh Dono. Permainan boneka mistis tersebut menyebutkan nama jodohnya adalah Titi Kusumawardhani asal kota Madiun. Dan ternyata, ketika dewasa Dono benar-benar menemukan kekasih hatinya dengan nama dan asal kota yang sesuai dengan permainan yang pernah ia lakukan di masa lalu.

Baca Juga: Kabar Pilu dari Indro Warkop DKI, Ada Apa?

Kebanyakan film Warkop DKI tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya komponis Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.***

Editor: Farra Fadila

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler