Imam Nawawi dalam Al Majmu’ (6:428) berkata, “hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi'i dalam ulama Syafi'iyah: Disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah.”
“Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi'i secara ringkas dan juga menurut ulama Syafi'iyah bahwa disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhi.”
Ibnu Mufhih dalam Al Furu’ yang merupakan kitab Hanabilah (3:108) mengatakan, “Disunnahkan melaksanakan puasa pada 10 hari pertama Dzulhijjah, lebih-lebih lagi puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah. Demikian disepakati oleh para ulama.”
Selain itu, keutamaan dari mengerjakan puasa sunnah Arafah adalah pahala puasa yang diperoleh sangat besar, memperoleh cinta dari Allah SWT, menjalankan sunnah Rasulullah, dapat menghapus dosa, dan menjauhkan dari api neraka.
Bagi umat muslim yang akan mengerjakan puasa sunnah Arafah ini, terlebihnya membaca niat terlebih dahulu di pagi hari atau malam hari.
Niat puasa sunnah Arafah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’I sunnati Arafah lillahi ta’ala