Pakai Masker Saja Tak Cukup, Simak Penjelasan Dokter Spesialis Paru Untuk Metode Pencegahan Corona

- 15 Juli 2020, 08:50 WIB
Ilustrasi masker
Ilustrasi masker /PIXABAY

MEDIA BLITAR - Pertambahan jumlah kasus pasien positif virus corona (COVID-19) setiap harinya semakin bertambah. Namun kabar baiknya, angka jumlah kasus pasien yang sembuh juga mulai tinggi.

Sejak PSBB berakhir dan memasuki masa New Normal, jumlah masyarakat yang terpapapar virus corona atau Covid-19 terus meningkat. Bahkan, banyak di antaranya yang didahului tanpa gejala (OTG). Oleh karena itu, perlu upaya-upaya yang lebih baik lagi untuk memutus mata rantai Covid-19 tersebut.

Dikutip MEDIA BLITAR dari Pikiran-Rakyat.com, Dokter Spesialis Paru RSUD Saiful Anwar Malang, Dr. dr. Susanthy Djajalaksana, Sp.P (K) FISR mengungkapkan, penerapan 3M (Mencuci Tangan, Menggunakan Masker dan Menjaga Jarak) saja tidak cukup untuk memutus dan mencegah rantai infeksi Covid-19.

Baca Juga: BREAKING NEWS : Pasien Positif COVID-19 di Indonesia Bertambah 1.591, Menjadi 78.572 Orang Hari ini

"Namun, juga perlu menjaga kebersihan mulut dan rongga hidung dengan berkumur," dalam webinar Studi in Vitro Betadine.

Dokter Spesialis Paru RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin, dr. Yulia Kartina, Sp.P. menjelaskan, hingga saat ini jumlah pasien Covid-19 di Banjarmasin merupakan terbesar ke-6 se-Indonesia.

"Setelah mempelajari penelitian mengenai efektivitas Betadine, saya kemudian menerapkannya kepada pasien. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan infeksius dari pasien ke tenaga kesehatan," ujarnya.

Baca Juga: Pemerintah Mengganti Istilah PDP, ODP dan OTG dengan Istilah Baru Untuk Pasien COVID-19

Hasilnya, kata dr. Yulia Kartina, sangat baik. Hingga saat ini tidak ada satu pun petugas ruang isolasi yang positif Covid-19.

"Saya juga menerapkan penggunaan Betadine kepada lebih dari 1.500 pasien OTG dan pasien Covid-19 dengan gejala ringan yang menjalani isolasi mandiri diawasi oleh Puskesmas," katanya.

Penggunaan Betadine untuk berkumur dan ber-gargle juga sangat direkomendasikan bagi masyarakat luas untuk melindungi keluarga dan orang-orang di sekitarnya.

Baca Juga: Netizen Di Prank, Prilly Latuconsina dan Reza Rahadian Bakal Tunangan

"Mari kita bersama-sama tetap waspada terhadap Covid-19 dengan menerapkan mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak, serta berkumur,“ paparnya.

Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 PB PDGI Prof. Drg. Rahmi Amtha, MDS. Sp.PM, PhD mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan penggunaan antiseptik sebagai bagian dari upaya kebersihan diri untuk mengurangi paparan dan transmisi penyakit/infeksi, termasuk Covid-19.

"Selama masa pandemi Covid-19, penggunaan alat pelindung diri (APD) dan praktik hand hygiene oleh nakes tidaklah cukup, melainkan harus dilengkapi dengan praktik oral and respiratory hygiene, seperti berkumur sampai dengan tenggorokan atau yang kita kenal dengan ber-gargle (berkumur),” katanya.

Baca Juga: Bikin Geger, Prilly Latuconsina dan Reza Rahadian Pamer Cincin Tunangan

Rahmi yang juga Guru Besar Ilmu Penyakit Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti menjelaskan, hal ini disebabkan virus load terbanyak ada di nasofaring dan orofaring yang menjadi reservoir utama penyebaran droplet atau aerosol . Adapun saliva mengandung konsentrasi tinggi Covid-19 sebanyak 1,2 x 108 kopi/mL.

Maka, ujar dia, sesuai jurnal kesehatan, direkomendasikan bagi nakes untuk berkumur dan ber-gargle dengan PVP-I 0,5% - 1% dalam rongga mulut hingga tenggorok selama 30 detik, setiap 4 jam sekali hingga 4 kali sehari.

"Terutama bagi nakes yang terlibat langsung dalam penanganan pasien terduga/terkonfirmasi positif Covid-19; menangani prosedur berisiko tinggi pada pasien tidak bergejala; berada di daerah berisiko tinggi Covid-19; mengalami keterbatasan APD; serta sebelum dan setelah kontak dengan pasien," kata Rahmi.

Baca Juga: Akses Trans Sulawesi Lumpuh Total, Pasir dan Lumpur Rendam Pemukiman Warga Di Luwu Utara

Selain terbukti efektif terhadap SARS-CoV-2, PVP-I juga terbukti secara in vitro efektif terhadap virus corona yang menyebabkan wabah SARS-CoV 2002-2003 dan MERS-CoV 2012- 2013 .

Adanya kesamaan genetik yang cukup besar antara SARS-CoV-2 dengan SARS-CoV dan MERS-CoV, membuat penggunaan PVP-I sangat dianjurkan untuk memutuskan rantai penularan SARS-CoV-2 .

Oleh karena itu, penggunaan PVP-I oleh nakes dan pasien layak digunakan bersama APD, sebagai upaya mencegah transmisi virus SARS CoV-2 dan mengurangi kemungkinan tertular COVID-19.

Baca Juga: Jasad Naya Rivera Ditemukan Terapung Di Danau, Diduga Tewas Karena Dibunuh

Medical Affairs Manager Mundipharma Indonesia, dr. Rini Cendika mengatakan, selain menjaga kebersihan mulut dan tenggorok dengan PVP-I, nakes juga perlu menjaga kebersihan rongga hidung yang merupakan salah satu jalan masuk dan reservoir dari SARS-CoV 2.

Adapun Iota-Carrageenan dapat secara efektif membantu menurunkan viral load di rongga hidung, dengan pertimbangan cara kerja Iota-Carrageenan yang dapat melapisi dinding mukosa hidung dan mencegah virus untuk menempel pada reseptor untuk bereplikasi.

"Hal ini menjadikan penggunaan Nasal Spray Iota-Carrageenan suatu alternatif perlindungan tambahan untuk rongga hidung selama pandemik ini,”.***

Editor: Ninditoo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x