Ternyata Ini Alasan Malam 1 Suro Sakral Penuh Klenik Menurut Tradisi Jawa, Menelusuri Rekam Jejak Bulan Suro

- 27 Juli 2022, 21:21 WIB
Ternyata Ini Alasan Malam 1 Suro Sakral Penuh Klenik Menurut Tradisi Jawa, Menelusuri Rekam Jejak Bulan Suro/Pexels/Cottonbro/
Ternyata Ini Alasan Malam 1 Suro Sakral Penuh Klenik Menurut Tradisi Jawa, Menelusuri Rekam Jejak Bulan Suro/Pexels/Cottonbro/ /

Akar Kesakralan Mitos Malam 1 Suro Muhammad Solikhin dalam Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa (2010) berpandangan, faktor terpenting yang menyebabkan bulan Suro dianggap sakral adalah budaya keraton.

Ia menulis, bahwa keraton sering mengadakan upacara dan ritual untuk peringatan hari-hari penting tertentu, dan akhirnya terus diwariskan, dilanjutkan dari generasi ke generasi.

Baca Juga: Profil dan Biodata BONGE, Remaja Citayam Fashion Week: Lengkap Akun Media Sosialnya

Dalam konteks malam 1 Suro, seperti dicatat Wahyana Giri dalam Sajen dan Ritual Orang Jawa (2010), lingkungan Keraton Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta sebenarnya memaknainya sebagai malam yang suci atau bulan penuh rahmat.

Pada malam tersebut mereka mendekatkan diri kepada Tuhan dengan membersihkan diri melawan segala godaan hawa nafsu, dengan menjalankan tirakat dan lelaku atau perenungan diri.

Salah satunya, selamatan khusus selama satu minggu berturut-turut dan tidak boleh berhenti. Sementara Prapto Yuwono, pengajar Sastra Jawa di Universitas Indonesia, mencoba menjelaskan mengapa pada akhirnya Malam 1 Suro dimaknai secara menakutkan.

Baca Juga: Contoh Teks Pidato, Dibacakan Saat Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-77, 17 Agustus

Menurutnya, ini adalah imbas dari politik kebudayaan dari Sultan Agung dari Kerajaan Mataram Pada kurun 1628-1629, Mataram mengalami kekalahan dalam penyerbuannya ke Batavia, yang akhirnya membuat Sultan Agung melakukan evaluasi.

Setelah penyerbuan itu pula, pasukan Mataram yang menyerang Batavia telah terbagi ke dalam pelbagai keyakinan seiring semakin masifnya Islam di tanah Jawa. Kondisi tersebut akhirnya membuat pasukan Mataram tidak solid.

Kemudian, untuk merangkul semua golongan yang terbelah, Sultan Agung menciptakan kalender Jawa-Islam dengan pembauran kalender Saka dari Hindu dan kalender Hijriah dari Islam.

Halaman:

Editor: Farra Fadila

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x