Tes PCR dengan Air Liur atau Saliva untuk Pemeriksaan Covid-19, Bagaimana Akurasinya?

- 6 Februari 2021, 09:19 WIB
Tes PCR dengan Air Liur atau Saliva untuk Pemeriksaan Covid-19, Bagaimana Akurasinya?
Tes PCR dengan Air Liur atau Saliva untuk Pemeriksaan Covid-19, Bagaimana Akurasinya? /Pixabay/HelenJank

MEDIA BLITAR – Beberapa hari terakhir, tersiar kabar tentang tes PCR menggunakan air liur atau saliva untuk pemeriksaan PCR.

Sebelumnya, perlu Anda ketahui cara Tes PCR dengan air liur. Pertama-tama keluarkan air liur pada wadah yang telah disediakan.

Kemudian, Anda diminta untuk ikuti instruksi selanjutnya dari petugas untuk menutup serta meletakkan wadah yang telah disediakan.

Baca Juga: Hasil Swab PCR Berbeda pada Waktu Berdekatan, di Tempat yang Berbeda, Percaya yang Mana?

Tes PCR dengan air liur dinilai bisa dilakukan sendiri, tetapi tetap dengan pengawasan petugas.

Lalu bagaimana denga akurasi PCR menggunakan air liur atau saliva? Untuk penjelasan lebih lanjut, melalui akun Instagram @adamprabata, dr. Adam Prabata menyampaikan beberapa penjelasan terkait tes PCR dengan air liur.

Dijelaskan bahwa, untuk sensitivitas PCR menggunakan air liur ini memiliki sensitivitas yang tidak jauh berbeda (±3,4 persen lebih rendah) dibandingkan dengan swab.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries 6 Fabruari 2021: Akhir Pekan Tetap Sibuk, Atur Emosi dan Jangan Sakiti Siapapun

Untuk lebih rinci, menunjukkan lebih rendah 7,9 persen dibangdingkan dengan swab pada orang yang belum pernah didiagnosis Covid-19. Dan lebih tinggi 1,5 persen dibandingkan dengan swab pada orang yang sudah didiagnosis Covid-19.

Menyikapi hasil sensitivitas yang berbeda untuk orang yang belum dan pernah didiagnosis Covid-19, dr. Adam menjelaskan bahwa, “Untuk metodenya sama. Ini dibedakan karena bentuk studi yang jadi rujukan saya itu review dan metaanalisis yang menganalisis banyak penelitian lain kemudian dijadikan satu. Penelitian-penelitian yang dirangkum tersebut bervariasi, termasuk kapan pengambilan sampelnya. Oleh penelitian tersebut, dikelompokkan hasil dari penelitian yang dilakukan pada orang yang belum didiagnosis dan yang sudah didiagnosis. Makanya muncul hasil yang berbeda tersebut.”

Halaman:

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: Instagram @movreview


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x