MEDIA BLITAR - Dua tahun kebelakang istilah generasi strawberry sudah muncul namun belum banyak yang mengetahuinya. Kemunculan istilah ini menggambarkan tentang kondisi tertentu seiring perkembangan zaman. Sebelumnya terdapat juga istilah generasi sandwich.
Ingatkah kamu dengan istilah generasi sandwich? Generasi sandwich merupakan generasi yang memikul beban dari tiga generasi yaitu orang tua, dirinya sendiri dan anaknya. Mengutip dari laman sikapuangmu.ojk.go.id generasi ini terjadi pada usia 30-40 tahun.
Lebih Lanjut, Apa Itu Generasi Strawberry?
Generasi strawberry merupakan generasi yang memiliki banyak gagasan kreatif namun mudah menyerah dan rapuh layaknya buah strawberry, istilah ini muncul dari negara Taiwan. Istilah ini diperuntukan bagi orang-orang yang lahirnya setelah tahun 1981.
Baca Juga: Autobiography Film Karya Makbul Mubarak yang Sukses Kantongi 14 Penghargaan di Festival Film
Prof. Rhenald Kasali melalui streaming youtube mengungkapkan bahwa generasi strawberry merupakan generasi yang penuh ide kreatif namun mudah menyerah dan mudah terluka. Contoh nyata dari generasi strawberry ini di jejaring sosial.
Banyak hal kreatif generasi muda dibagikan di media sosial tetapi mereka mengalami banyak kecemasan, kesedihan, dan stres. Bahkan terdapat lelucon atau guyonan untuk menyindir generasi strawberry seperti tidak bisa mengatasi kehidupan kerja, sedikit-sedikit self reward, healing, dan sebagainya.
Penyebab Munculnya Generasi Strawberry
Munculnya generasi strawberry di bagi dalam empat poin antara lain sebagai berikut :
Baca Juga: Hari Pers Nasional 2023: Link Twibbon hingga Ucapan yang Cocok Dibagikan di Media Sosial
1. Self-Diagnosis Dini
Perkembangan zaman memudahkan untuk mendapatkan informasi. Kemudahan tersebut membuat generasi saat ini sangat akrab dengan teknologi. Namun, penggunaannya masih belum bijak.
Melalui informasi kemudian dicocok logikakan dengan apa yang dirasakan. Kecocokan tersebut menimbulkan rasa tertekan, stres bahkan depresi. Padahal belum ada diagnosis resmi dari kedokteran.
2. Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap karakter seorang anak. Dalam hal ini jika orang tua terlalu memanjakan anak akibatnya anak tersebut akan tergantung terhadap orang tua dan tidak mampu bertanggung jawab atas pilihannya. Jika sebaliknya anak tersebut akan lebih percaya diri dan bertanggung jawab atas pilihannya.
Orang tua seharusnya mengerti bahwa anak dapat memegang kendali atas dirinya sendiri. Orang tua berperan sebagai support system agar anak dapat melakukan perubahan yang lebih baik.
3. Labelling Terhadap Anak
Tidak sedikit dari orang tua yang memberikan label terhadap anaknya. Label tersebut seringkali menuju pada tingkah laku negatif seperti pemalas, pembangkang, labil, dan sebagainya. Hal ini ternyata memengaruhi sifatnya ketika beranjak dewasa.
Anak berpikir bahwa dirinya memiliki sifat buruk sehingga membuat tidak percaya diri dan tidak ingin mengembangkan potensi di dalam dirinya. Anak menjadi takut jika akan diberi label buruk oleh orang lain.
4. Terjebak di Zona Nyaman
Saat ini hanya sedikit anak muda yang mencoba hal baru sebab mereka takut akan kegagalan. Mereka lebih memilih untuk tetap di zona nyaman karena merasa tidak siap menghadapi tantangan atau masalah yang akan datang. Pola pikir yang seperti ini yang membuat generasi strawberry mudah menyerah.
Karakteristik Positif dan Negatif Generasi Strawberrry
Penyebutan milenial yang bergeser menjadi generasi strawberry memiliki karakteristik. Dalam hal ini terlihat pada perilaku yang muncul di kehidupan sosial maupun dunia kerja. Karakter tersebut di kelompokkan menjadi dua yaitu karakteristik positif dan negatif.
Karakteristik Positif
- Bekerja bukan karena ingin mendapatkan uang
- Menyukai tantangan
- Berani menyampaikan pendapat
- Ikut serta dalam perkembangan zaman dan teknologi
Karakteristik Negatif
- Memiliki rasa hak atas dirinya sendiri
- Memiliki harapan yang tak realistis
- Cenderung tidak bertanggung jawab
- Mudah rapuh
Ulasan diatas diharapkan dapat seenmemberikan hal-hal baik bagi pembaca. ***