Doa Menyembelih Hewan Kurban Lengkap Dengan Terjemahan dan Penjelasannya

16 Juli 2020, 17:45 WIB
Ilustrasi pemotongan hewan kurban pada saat iduladha.* /Antara/

MEDIA BLITAR - Hari raya Idul Adha 2020 atau Idul Kurban merupakan hari raya yang paling dinanti bagi umat Islam, lantaran di dalamnya ada ibadah menyembelih hewan kurban.

Idul Adha adalah hari raya kedua umat islam yang dirayakan setiap tanggal 1 Dzulhijjah.

Sama seperti rangkaian ibadah umat Islam lainnya, penyembelihan hewan kurban pun ada tata cara dan doanya dari Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Ini Dia Sapi Untuk Hewan Kurban Jokowi, Wajib Lolos Medical Check Up Lho!

Penyembelihan hewan kurban hendaknya dilakukan langsung oleh orang yang berkurban.

Jika tidak bisa atau tidak memungkinkan, baru mewakilkannya kepada orang lain, dan hendaknya dilihat langsung.

Jikapun tidak bisa melihatnya secara langsung, ibadah kurban tetap berpahala.

Rasulullah menganjurkan umatnya untuk membaca doa ketika menyembelih hewan kurban.

Baca Juga: Tips Menggunakan Zoom Meeting Untuk Belajar Dirumah, Yuk Kita Simak Caranya!

Berikut doanya sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Baihaqi, perawi hadits yang masyhur dan telah meriwayatkan ribuan hadits.

Berikut bacaan doa menyembelih hewan kurban jika menyembelih sendiri, tidak diwakilkan kepada orang lain:

بِسْمِ اللَّه وَاللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُمَّ هَذَا مِنْكَ وَلَكَ، هَذَا عَنِّي

“Bismillahi wallahu Akbar, Allahumma hadza minka wa laka, Hadza ‘annii”

Arti doa menyembelih hewan kurban:

“Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, (ternak ini) dari-Mu dan untuk-Mu. kurban ini dariku.” (HR. Muslim dan Baihaqi)

Adapun jika seseorang ingin menyembelih hewan kurban milik orang lain, maka doa yang dibaca si penyembelih pun berbeda.

Baca Juga: Tips Menggunakan Google Meet di Laptop dan Hp, Yuk Kita Simak Caranya!

Berikut doa menyembelih hewan kurban untuk orang lain sebagaimana dikutip dari Konsultasisyariah.com.

Dikisahkan oleh Abu Rafi’ radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencontohkan mengikrarkan kurban untuk orang lain.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak berkurban, beliau membeli dua kambing yang gemuk, putih belang hitam.

Setelah selesai salat dan berkhutbah, beliau mendatangi salah satu kambingnya dan beliau sembelih sendiri dengan pisau, ketika menyembelih beliau mengucapkan:

اللَّهُمَّ هَذَا عَنْ أُمَّتِي جَمِيعًا مِمَّنْ شَهِدَ لَكَ بِالتَّوْحِيدِ وَشَهِدَ لِي بِالْبَلَاغِ

Artinya: "Ya Allah, ini kurban dari semua umatku yang bersaksi mentauhidkan-Mu, dan bersaksi bahwa aku yang menyampaikan risalah."

Di dalam islam, dan dalam kata-kata doa yang diajarkan, ada beberapa makna dan pelajaran yang bisa diambil darinya.

Ini penjelasan makna doa menyembelih hewan kurban dilansir dari Umma.id

Makna Doa Menyembelih Hewan kurban

1. Membaca Bismillah

Sebagaimana di kebanyakan doa di dalam ritual umat islam, Bismillah pun menjadi awalan Doa saat menyembelih hewan kurban. “Bismillah” (بِسْمِ اللَّه) artinya “dengan nama Allah”.

Dalam hal ini ketika mau menyembelih hewan, kita lakukan karena untuk Allah yang disaksikan oleh Allah.

2. Membaca Takbir

Setelah itu, kita baca “takbir” (اللَّهُ أَكْبَرُ) yang artinya “Allah Maha Besar”.

Kumandang takbir menunjukkan rasa syukur dan pujian kepada Allah atas hidayah, taufiq, dan nikmat-nikmat dariNya.

Bacaan takbir juga berarti memperlihatkan kepada kita bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan agung.

Selain tentunya di hari raya umat islam, disunnahkan memperbanyak takbir dan sholawat.

3. Bacaan “Minka”

Kemudian, kata “minka” (مِنْكَ) yang artinya “dari-Mu”.

Ini memberi pemahaman dan kesadaran pada orang yang berkurban bahwa hewan disembelih adalah berasal dari Allah.

Dia-lah yang memberi dan mengkaruniakan binatang-binatang ternak bagi manusia, supaya mereka bersyukur kepada-Nya.

Semua harta yang ada pada kita sesungguhnya hanya titipan yang sewaktu-waktu bisa saja diambil lagi oleh-Nya.

4. Bacaan “Laka”

Adapun bacaan “laka” (لَكَ) yang artinya “untuk-Mu atau karena-Mu”. Hal ini memberi arti keiklasan bagi orang yang berkurban.

Dalam arti, kemauannya untuk menyembelih hewan kurban secara simbolis menunjukkan kerelaan dan ketulusannya untuk lebih mengutamakan keinginan Allah daripada kepentingan dirinya.

Kepentingan dirinya adalah harta benda yang dimilikinya, Sedangkan keinginan Allah adalah perintah-Nya.

Kehendaknya untuk menyembelih hewan kurban juga secara tersirat menunjukkan keikhlasannya untuk berbagi dengan sesama.

Kerelaannya untuk memberi dan membantu mereka yang kekurangan. Dengan ucapan kata ini, hendaknya orang yang berkurban menegaskan pada dirinya, “Saya berkurban ini ikhlas karena-Mu, dan sebagai wujud kepedulianku terhadap hamba-hamba-Mu.”

Dengan ini, ungkapan, “…Allahumma minka wa laka…” yang artinya “ya Allah dari-Mu dan untuk-Mu”.

Secara maknawi akan memberi kekuatan motivasi bagi orang yang berkurban agar rela dan ikhlas terhadap perintah Allah. Agar rela serta ikhlas dalam memberi atau membantu orang lain.

Dengan berbekal pengetahuan dan kesadaran ini, sesungguhnya orang yang berkurban tengah melatih dirinya untuk mengikis sifat-sifat tercela manusia.

Sifat-sifat seperti riya, pamer, sum’ah, ujub, dan sombong, menjadi sifat-sifat mulia, seperti ikhlas, ridha, sabar, dan tawadhu.

Dengan kesadaran ini pula, orang yang berkurban tengah mengikis sifat-sifat buruk manusia. Sifat seperti kikir, tamak, rakus, serakah, dan menjadi sifat-sifat baik seperti darmawan, peduli, saling menolong, dan berkasih saying terhadap orang miskin.

Jika orang yang berkurban telah mengungkapkan doa ini ketika menyembelih kubannya, maka ingatlah bahwa berkurban takkan teruji hanya dengan menyisihkan milik kita untuk diberikan kepada sesama.

Mempersembahkan hewan kurban di setiap tahun, juga belum menjamin makna pengorbanan sejati.

Berkorban sejati, baru bisa dibuktikan ketika ada keselarasan zhahir berupa amaliah hati dan pikiran. Tangan kita memberi, hati serta pikiran kita ikhlas ketika melakukannya.

5. Bacaan “Hadza ‘Annii”
Kemudian bacaan “Hadza ‘Annii” (هَذَا عَنِّي) yang artinya “Ini dariku”.

Hal ini menjadi sebuah doa dan harapan agar Allah berkenan menerima ibadah kurban kita. Setelah upaya kita untuk berbuat ikhlas dan memasrahkan diri kepada-Nya.

Allah menilai ibadah kurban bukan dari banyaknya daging kurban yang dipersembahkan, tapi lebih pada efek berkurban yang dijalaninya.

Yakni segi ketakwaan, motivasi keimanan, keiklhasan, kepasrahan diri, dan solidaritas, serta kepedulian sosial.***

Editor: Ninditoo

Tags

Terkini

Terpopuler