Penjelasan Ustadz Adi Hidayat: Benarkah Hewan Kurban Idul Adha Jadi Kendaraan Akhirat Shiratal Mustaqim?

- 17 Juli 2021, 08:15 WIB
Ilustrasi - Hewan Kurban.*
Ilustrasi - Hewan Kurban.* /Pixabay/pixel2013

MEDIA BLITAR-Apakah benar hewan kurban dapat menjadi kendaraan di akhirat kelak? Perayaan Idul Adha semakin dekat. Meskipun masih dalam kondisi pandemi, antusiasme masyarakat dalam perayaan Idul Adha cukup tinggi. Namun, benarkah hewan yang dikurbankan dalam perayaan tersebut dapat menjadi kendaraan kelak di akhirat? Berikut penjelasannya menurut Ustadz Adi Hidayat.

Setiap mendekati hari raya Idul Fitri mesti terngiang di kepala mengenai sebuah riwayat yang mengungkapkan bahwa hewan kurban dapat menjadi salah satu kendaraan kelak di hari akhir nanti melewati jembatan Shiratal Mustaqim.

Lantaran periwayatan tersebut, banyak umat Islam berbondong-bondong berburu hewan kurban berukuran besar dan kuat sebagai hewan tunggangan.

Baca Juga: Persiapan Idul Adha 2021: Resep Sate Maranggi Daging Sapi, Mudah dan Lezat

Lalu, apakah benar hewan kurban dapat menjadi tunggangan kelak di hari pembalasan? Ataukah makna tersebut sebagai makna kiasan semata?

Dikutip Media Blitar dari saluran Youtube Adi Hidayat Official, berikut beberapa penjelasan lengkap Ustadz Adi Hidayat menanggapi riwayat tersebut.

Apakah benar hewan yang dijadikan sebagai kurban dalam perayaan Idul Adha kelak menjadi tunggangan di akhirat?

Ustadz Adi Hidayat merespon dengan mengungkapkan bahwa dirinya juga pernah membaca referensi dan mendengar hal yang berhubungan dengan hewan kurban yang menjadi kendaraan kelak di hari akhir nanti.

Baca Juga: PPKM Akan Diperpanjang? Denny Darko Memprediksi Akan Ada Klaster Idul Adha

Disebutkan juga bahwa hewan kurban tersebut datang di hari akhir menjadi kendaraan yang dapat digunakan sebagai kendaraan untuk melewati jembatan. Perlintasan jembatan tersebut menentukan antara neraka maupun surga.

Meskipun riwayat tersebut salah satu riwayat yang dapat memotivasi umat muslim untuk memilih hewan kurban terbaik. Riwayat tersebut ternyata dinilai oleh para ulama sebagai riwayat bermasalah dan lemah.

Bahkan, secara menyeluruh riwayat mengenai keutamaan penyembelihan hewan kurban tersebut dianggap berlebihan dan lemah.

Meskipun pandangan mengenai riwayat tersebut dianggap lemah. Beberapa ulama turut mengungkapkan bahwa riwayat tersebut dapat berhubungan arti ‘kendaraan’ tersebut sebagai kiasan maupun majas.

Baca Juga: Menjelang Idul Adha, Simak Keistimewaan Menjalankan Puasa Sunnah dalam 9 Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah

“Artinya, semakin baik hewan kurban maka semakin besar pahalanya. Jika pahalanya semakin besar maka akan memudahkan kelak di akhirat,” ujar Ustadz Adi Hidayat.

Selanjutnya, Ustadz Adi Hidayat juga memberikan contoh kisah kurban yang berhubungan dengan dua anak Nabi Adam as. Pada saat itu, kurban yang Allah SWT pilih adalah kurban terbaik.

Hal itu merupakan contoh teladan agar dalam berkurban dengan hewan seharusnya memilih kualitas terbaik, bukan memilih hewan yang dianggap paling jelek.

Ustadz Adi Hidayat juga tidak lupa untuk mengingatkan agar tidak bersandar pada riwayat kendaraan hewan kurban lantaran Hadits-nya dianggap lemah bahkan dianggap palsu.

Meskipun demikian, arti kendaraan tersebut bisa dimaknai sebagai bahasa kiasan amal kurban terbaik yang dapat memudahkan seseorang saat melewati jembatan kelak di akhirat. Tidak hanya itu, amal tersebut dapat memberatkan timbangan pahala.***

Editor: Rezky Putri Harisanti

Sumber: YouTube Adi Hidayat Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x