Network
MEDIA BLITAR - TikTok merupakan platform yang sedang populer, saat ini sedang melakukan pengujian chatbot AI bernama Tako. Chatbot ini sedang diuji secara terbatas di beberapa pasar, di mana pengguna dapat mengajukan pertanyaan atau meminta rekomendasi konten melalui antarmuka TikTok.
Tako akan muncul di sisi kanan layar, di atas profil pengguna dan tombol suka, komentar, dan bookmark. Dalam pengujian ini, pengguna dapat mengajukan pertanyaan tentang video yang mereka tonton atau meminta saran tentang konten yang ingin mereka lihat.
Baca Juga: Kalender Hijriyah Bulan Juni 2023: Dzulqadah-Dzulhijjah, Catat Juga Jadwal Puasa Sunnahnya!
Misalnya, saat menonton video tentang Mobile Legends, pengguna dapat bertanya, "Hero apa saja di meta sekarang?" Tako akan memberikan jawaban yang sesuai. Pengguna juga dapat meminta Tako untuk merekomendasikan video tentang topik tertentu, seperti video hewan peliharaan lucu. Tako akan memberikan daftar hasil yang mencakup nama video, penulis, subjek, dan tautan ke video yang disarankan.
TikTok sedang menguji chatbot ini secara publik melalui perusahaan intelijen aplikasi Watchful.ai. TikTok menyatakan bahwa mereka sedang mencari cara baru untuk mendukung pencarian dan penemuan konten di platform mereka, sambil tetap menciptakan lingkungan yang aman, menghibur, dan mendorong kreativitas.
Baca Juga: Panduan Lengkap, Cara Mudah Mendapatkan eSIM Indosat, XL, dan Smartfren, Gini Caranya!
TikTok menjelaskan bahwa Tako masih dalam tahap eksperimental, dan umpan balik dari bot tersebut mungkin tidak selalu benar atau akurat. Mereka juga menegaskan bahwa chatbot tidak boleh diandalkan untuk nasihat medis, hukum, atau keuangan. Selain itu, TikTok menyatakan bahwa percakapan dengan Tako akan ditinjau untuk keamanan dan untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Meskipun belum jelas mengenai kebijakan penyimpanan data jangka panjang atau privasi chatbot ini, TikTok memungkinkan pengguna untuk menghapus percakapan mereka dengan Tako. Beberapa perusahaan telah melarang penggunaan chatbot AI seperti ini karena masalah privasi dan keamanan data.
Baca Juga: Kades Serang Banten Korupsi Dana Desa Rp 499 Juta, Dana Dipakai Buat Beli Skincare
