Lawan Susi Susanti Ditampar Pelatih Usai Kalah Memalukan di Final Sudirman Cup 1998, Siapa?

13 November 2021, 18:59 WIB
Lee Young-suk, tunggal putri Korea Selatan ditampar pelatih usai kalah lawan Susi Susanti di final Sudirman Cup 1989/ Olympic Chanel /

MEDIA BLITAR – Membahas bulutangkis Indonesia, seakan menjadi satu memori manis yang selalu diciptakan oleh para atlet Indonesia.

Salah satu legenda bulutangkis Indonesia yang tak boleh dilupakan adalah Susi Susanti dengan rentetan prestasinya.

Susi Susanti menjadi satu-satunya mantan atlet bulutangkis tunggal putri Indonesia yang mampu meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992.

Baca Juga: Merinding Pengakuan Susi Susanti soal Suaka: Baik Jelek, Indonesia adalah Negara Saya

Sejak Susi Susanti memutuskan pensiun, hingga kini belum ada lagi penerus prestasi istri Alan Budikusuma untuk bulutangkis Indonesia, khususnya di nomor tunggal putri.

Selain meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992, Susi juga mengantarkan Indonesia menjuarai ajang paling bergengsi, Sudirman Cup 1989.

Akan tetapi, di balik kemenangan Indonesia di Sudirman Cup 1989, rupanya lekat dengan kisah lawan Susi Susanti dari Korea Selatan, Lee Young-suk yang menerima perlakuan keras dari pelatih.

Baca Juga: Gegara Teraiakan Ini, Susi Susanti Pilih Kalah dari French Open 1988

Lee Young-suk, tunggal putri Korea Selatan itu menerima tamparan keras di pipinya oleh pelatih Korea Selatan lantaran kalah secara pahit oleh Susi Susanti.

Untuk diketahui, Lee Young-suk adalah tunggal putri Negeri Ginseng yang sebenarnya cukup baik prestasinya. Di Sudirman Cup 1989, Lee Young-suk turun di partai ketiga.

Saat itu di final Sudirman Cup 1989, kedudukan tim Korea Selatan lebih unggul dari Indonesia dengan 2-0. Satu kemenangan lagi dibutuhkan oleh tim Korea Selatan untuk memboyong piala Sudirman.

Baca Juga: Susi Susanti Ungkap Fakta Sengaja Kalah French Open 1988, PBSI Baru Tahu Sekarang?

Sebagai penentu kemenangan tim Korea Selatan, Lee Young-suk memulai permainan dengan apik. Di set pertama ia unggul tipis dengan 10-12 dari Susi Susanti.

Pindah di set kedua, Lee Young-suk butuh satu angka saja untuk membawa Korea Selatan menang 3-0 atas Indonesia. Hal itu lantaran Lee Young-suk berada di kedudukan 2-10.

Akan tetapi, keadaan seakan berubah dengan drastis. Susi Susanti menahan penuh serangan dari Lee Young-suk.

Baca Juga: PBSI Tak Tahu Susi Susanti Sengaja Kalah di French Open 1988 Gegara Teman Sendiri, Mengapa?

Perlahan, Susi Susanti mengubah angka dari 2-10 menjadi sedikit lebih baik, 8-10. Sementara Lee Young-suk seolah tak tahan dengan permainannya sendiri.

Susi Susanti akhirnya memperpanjang permainan hingga set ketiga setelah menang 12-10 set sebelumnya. Lee Young-suk yang menanggung tanggungjawab, justru kalah secara memalukan.

Ia yang tampil begitu agresif di gim pertama, seolah dipecundangi oleh Susi Susanti. Lee Young-suk dihajar Susi Susanti yang mengamuk dengan skor akhir 11-0.

Baca Juga: Susi Susanti Akui Sengaja Kalah di French Open 1988 Demi Perjuangkan Hal ini, PBSI Tak Tahu?

Hal itu kemudian membuat poin Indonesia sedikit lebih baik dengan 1-2. Usai pertandingan, cerita datang dari tim Korea Selatan.

Pasalnya, Lee Young-suk mendapatkan hadiah tamparan keras usai gagal memenuhi harapan tim Korea Selatan untuk menang di set ketiga.

Lee Young-suk menangis usai ditampar pelatih Korea Selatan akibat tak mampu mendapat kemenangan di set kedua dan tak berkutik di set ketiga oleh Susi Susanti.

Baca Juga: Jadwal French Open 2021 Hari Ini: 4 Bintang Indonesia Bakal Bertarung, Vito hingga The Next Susi Susanti

Sampai akhirnya, Indonesia keluar sebagai juara Sudirman Cup 1989 setelah menang di dua partai berikutnya. Papan skor berubah 3-2 untuk kemenangan Indonesia.

Sejak saat itu, Indonesia belum lagi keluar sebagai juara di ajang Sudirman Cup. Hanya satu gelar yang dimiliki, yakni Sudirman Cup 1989 silam.***

Editor: Farra Fadila

Tags

Terkini

Terpopuler