Sementara, sosok Daeng Soetigna yang sempat disebut sebagai pencipta karya musik Angklung pun sebenarnya mendapatkan pengetahuan soal hal tersebut saat berada di wilayah Kuningan, Jawa Barat.
Sekitar tahun 1938, Daeng Soetigna melihat seorang pengamen yang sedang bermain alat musik Angklung, kemudian ia pun tertarik hingga mendatangi seseorang yang disinyalir merupakan sosok pembeli Angklung, yang saat itu dimiliki oleh pengamen.
Baca Juga: 9 Film yang Tayang Bulan Desember 2022, Ada Qorin hingga KKN di Desa Penari Luwih Dowo Luwih Medeni
Sosok pembeli Angklung yang bernama Jaya itu diketahui mendapatkan alat musik tersebut dari Pulau Bali, hingga akhirnya Daeng Soetigna menemukan musik Angklung.
Diketahui, Daeng Soetigna menambahkan skala nada diatonis-kromatis Angklung yang mulanya hanya ada pentatonis (Salendro) saja.
Adapun, pertama kali mendiatoniskan alat musik Angklung sebenarnya bukan dari Daeng Soetigna, melainkan CJ Deagan yang merupakan warga Amerika Serikat.
Baca Juga: 9 Film yang Tayang Bulan Desember 2022, Ada Qorin hingga KKN di Desa Penari Luwih Dowo Luwih Medeni
Berikut 4 jenis-jenis Angklung yang dikenal dalam kebudayaan masyarakat Sunda:
1. Angklung Dogdog Lojor
Angklung ini digunakan dalam kesenian Dogdog Lojor yang sering digelar masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan adat Banten Kidul.