Pada masa pendudukan Jepang, Sutoyo Siswomiharjo mendapat pendidikan pada Balai Pendidikan Pegawai Tinggi di Jakarta, kemudian ia menjadi pegawai negeri Kantor Kabupaten di Purworejo.
Pada tahun 1961, ia diserahi tugas sebagai Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat, tetapi Sutoyo Siswomiharjo menentang pembentukan Angkatan kelima yang harus ikut gugur dalam peristiwa G30S.
7. Brigjen (Anumerta) Katamso
Brigjen (Anumerta) Katamso lahir pada 5 Februari 1923 di Sragen, Jawa Tengah.
Sejak masa pendudukan Jepang, Katamso mengikuti pendidikan militer pada PETA di Bogor. Kemudian, Katamso diangkat menjadi Shodanco Peta di Solo, dan juga ia masuk TKR yang menjadi TNI setelah kemerdekaan Indonesia.
Namun, Katamso menjadi korban keganasan G30S PKI, yang gugur setelah diculik dan dibunuh. Mayatnya ditemukan pada 22 Oktober 1965.
8. Kapten (Anumerta) Pierre Tendean
Kapten (Anumerta) Pierre Tendean merupakan pahlawan revolusi yang gugur, ketika ia mengaku sebagai A. H. Nasution dengan mengorbankan nyawa untuk melindungi sang Jenderal dalam peristiwa G30S PKI.
Kapten (Anumerta Pierre Tendean lahir pada 21 Februari 1939 di Jakarta, yang menjabat Komandan Peleton Batalyon Zeni tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan setelah selesai mengikuti pendidikan di Akademisi Militer Jurusan Teknik pada 1962.