Network
MEDIA BLITAR – Lomba makan kerupuk merupakan salah satu lomba yang selalu menjadi ciri khas perlombaan 17 Agustus.
Perlombaan ini selalu dimeriahkan banyak warga Indonesia, dan sering ditemui di setiap pesta kemerdekaan di sekolah, kampung, dan tingkat RT/RW.
Walaupun perlombaan makan kerupuk terlihat sederhana, namun menyimpan nilai sejarah dan filosofis di dalamnya.
Baca Juga: Farel Prayoga Trending Twitter Usai Nyanyikan Lagu Ojo Dibandingke di Istana Negara
“Walaupun perlombaan makan kerupuk terlihat sederhana, namun, menyimpan nilai sejarah dan filosofis di dalamnya,loh,” tulis Kemdikbud, seperti dikutip dari Instagram @kemdikbud.ri.
“Dahulu pelaksanaan lomba makan kerupuk hanya dilakukan oleh warga menengah ke bawah, tetapi sekarang tradisi lomba tersebut sudah berkembang dan merambah ke semua golongan masyarakat,” tulis dalam deskripsi unggahan Kemdikbud RI itu.
Lalu, mulai dari manakah perlombaan makan kerupuk? Berikut penjelasannya.
Baca Juga: Profil Biodata Farel Prayoga Penyanyi Cilik Nyanyikan Lagu Ojo Dibandingke di Hadapan Jokowi
Seperti dilansir MediaBlitar dari Instagram @kemdikbud.ri, kerupuk adalah salah satu makanan pelengkap andalan bagi bangsa Indonesia, khususnya pada era 1930 hingga 1940-an.
Kala itu krisis ekonomi sedang terjadi di negara Indonesia dan menyebabkan harga kebutuhan pangan melonjak, sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah.
Akhirnya, kerupuk menjadi salah satu penyambung hidup lantaran harganya yang terjangkau.
Kemudian, tahun 1950-an mulai bermunculan lomba-lomba untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, salah satunya adalah lomba makan kerupuk.
Baca Juga: Warga Berkostum Pesulap Merah Ikuti Lomba Gerak Jalan 17 Agustus Sita Perhatian Publik
Selain itu, lomba makan kerupuk juga menjadi pengingat bagi masyarakat Indonesia, tentang kondisi sulit dan memprihatinkan pada masa perang.
Sekarang lomba makan kerupuk masih sering dilakukan warga Indonesia saat Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus.
Pada lomba ini, kerupuk berwarna putih biasanya terikat dengan tali rafia dengan posisi menggantung di sebuah untaian panjang tali rafia.
Baca Juga: Presiden Jokowi Pakai Baju Adat Buton Saat Upacara 17 Agustus 2022, Ini Keunikannya
Biasanya panjang tali yang menggantung kerupuk, akan disesuaikan dengan tinggi badan peserta agar kerupuk mudah dimakan, setelah itu kerupuk akan digoyangkan oleh panitia dan peserta hanya diizinkan menggunakan mulutnya untuk menggigit kerupuk tanpa bantuan tangan.
Demikian informasi mengenai asal usul perlombaan makan kerupuk yang menjadi ciri khas lomba 17 Agustusan.***
