Harga Beras di Indonesia Tidak Naik, Presiden Jokowi: Harus Kita Syukuri

- 7 Juli 2022, 13:56 WIB
Harga Beras di Indonesia Tidak Naik, Presiden Jokowi: Harus Kita Syukuri
Harga Beras di Indonesia Tidak Naik, Presiden Jokowi: Harus Kita Syukuri /Instagram/@jokowi/


MEDIA BLITAR - Saat ini sedang terjadi gejolak rantai pasok pangan di dunia karena konflik militer Rusia dan Ukraina.

Meskipun begitu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat mensyukuri harga beras di Indonesia yang tidak naik.

Selain itu, Presiden Jokowi juga mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap kondisi rantai pasok pangan dan energi saat ini.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ingatkan Harga BBM Adalah Hasil Subsidi APBN, Jokowi: Kita Berdoa APBN Tetap Masih Kuat

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi di acara puncak peringatan Hari Keluarga Nasional Ke-29 Tahun 2022, Medan, Sumatera Utara pada Kamis, 7 Juli 2022.

“Bayangkan. Kita ini harus betul-betul bersyukur bahwa negara kita diberikan pangan yang harganya, beras utamanya, tidak naik. Harus kita syukuri betul,” kata Presiden Jokowi, dikutip dari ANTARA.

Presiden Jokowi menyebutkan Indonesia masih memiliki sumber produksi beras yang melimpah di tengah gejolak rantai pasok pangan dunia.

Baca Juga: Bank Indonesia: Cadangan Devisa Indonesia Naik Menjadi 136,4 Miliar AS pada Juni 2022

Presiden Jokowi juga menyebutkan bahwa stok beras di pasar domestik selalu melimpah, sehingga tidak perlu impor.

Disebutkan juga bahwa biasanya Indonesia melakukan impor sebanyak 1,5 hingga 2 juta ton. Namun, saat ini sudah tidak impor lagi.

Presiden Jokowi juga mengatakan terima kasih kepada Menteri Pertanian yang juga hadir di acara tersebut.

Baca Juga: JADWAL BOLA HARI INI: Piala AFF U-19, Semifinal Piala Presiden 2022, Jam Kick-off 4 Laga Seru Kamis, 7 Juli

Meskipun demikian, seluruh pihak diingatkan untuk selalu waspada terhadap kondisi rantai pasok pangan dan energi saat ini.

Komoditas gandum juga merupakan hal utama yang harus diwaspadai, karena Indonesia merupakan importir gandum.

Pasokan gandum terhambat karena dua negara yang dilanda konflik, yaitu Rusia dan Ukraina yang merupakan produsen besar untuk gandum di pasar dunia.

Baca Juga: JADWAL BOLA HARI INI: Piala AFF U-19, Semifinal Piala Presiden 2022, Jam Kick-off 4 Laga Seru Kamis, 7 Juli

“Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan mie, bisa harganya naik. Karena apa? Ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum itu 30-40 persen berada di negara itu, Ukraina, Rusia, Belarus, semua ada di situ,” jelas Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi juga menyebutkan ada beberapa negara sudah mengalami kekurangan pangan dan kelaparan.

Hal tersebut terjadi karena terhambatnya pasokan pangan akibat perang Ukraina dan Rusia. ***

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah