MEDIA BLITAR - Setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin memerintahkan operasi militer di Ukraina Timur, membuat semakin panas dan kacau situasi perang antara Rusia dan Ukraina.
Dengan adanya perang dua kubu antara Rusia dan Ukraina tersebut, dinilai analis akan mengganggu rantai pasokan pangan dunia.
Tidak terkecuali pasokan komoditas logam seperti tembaga dan nikel dunia akan ikut terkena imbasnya.
Baca Juga: Pesan Andriy Shevchenko untuk Perang Rusia vs Ukraina: Kami Harus Bersatu, Kami Akan Menang
Termasuk pasokan komoditas lunak seperti jagung, gandum, barley dan lain-lain akan mengalami efek negatif dari eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina tersebut.
Ini semua dikarenakan Rusia dan Ukraina adalah pengekspor gandum utama dunia, dimana kedua negara ini adalah penyumbang sekitar 29% dari pasar ekspor gandum dunia.
"Kami percaya gangguan dalam rantai pasokan komoditas lunak kemungkinan akan mendongkrak harga pangan," ujar Natalia Sutanto, analis BRI Danareksa Sekuritas.
Kemudian bagaimana dampak dari perang dua negara tersebut terhadap Indonesia?
"Pengaruhnya tidak hanya dirasakan di kawasan tersebut, di Eropa, tetapi juga di kawasan lain. Kita akan terdampak dalam konteks aliran perdagangan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah dalam press briefing yang dilakukan secara daring, Kamis, 24 Februari 2022.
Faizasyah mengatakan, bahwa serangan militer Rusia ke Ukraina juga akan berdampak terhadap Indonesia, terutama dari sektor perdagangan dengan kedua negara yang terlibat konflik tersebut.
Sebab Indonesia memiliki hubungan kedekatan yang baik dengan Ukraina dan Rusia dalam sektor perdagangan hingga investasi.
Dia juga mengatakan, bahwa dalam menyelesaikan konflik, Indonesia akan terus mendorong Rusia dan Ukraina untuk menggunakan cara damai.
Presiden Jokowi lewat akun twitter pribadinya, Kamis, 24 Februari 2022, meminta kedua negara untuk berhenti berperang karena akan menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia.
“Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia,” kata Jokowi.***