Network
MEDIA BLITAR - Profesor Yahya Muhaimin, mantan Menteri Pendidikan era Presiden Abdurrahman Wahid Dikabarkan meninggal dunia.
Prof. Yahya Muhaimin dilaporkan meninggal akibat sindrom geriatri pada Rabu, 9 Februari 2022 pukul 10.10 WIB.
Sebelumnya, Yahya Muhaimin sempat dirawat di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS) di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Baca Juga: Spoiler dan Sinopsis Ghost Doctor Episode 13, Cha Young Min Kritis, Mungkinkah Dia Selamat?
Kabar tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Unit Geriatri RSMS Purwokerto pada Rabu, 9 Februari 2022.
Menantu beliau, dr. Anton Budhi Darmawan, Sp. THT-KL mengumumkan kabar duka tersebut.
"Telah berpulang ke Rahmatullah, ayah kami, mertua kami, pada usia 78 tahun, hari ini Rabu (9/2), tadi kurang lebih pukul 10.10 WIB, beliau sakit, sudah dirawat di sini kurang lebih 10 hari," kata dr. Anton.
Baca Juga: Maraknya Omicron di Indonesia, Kenali Beberapa Mitos dan Fakta Terkait Varian Virus Tersebut
dr. Anton, yang merupakan menantu dari almarhum Yahya Muhaimin, secara kebetulan juga seorang dokter di RSMS Purwokerto, tempat almarhum dirawat.
Menurutnya, almarhum Yahya menderita penyakit sindrom geriatri akibat usianya yang mulai lanjut.
Jenazah almarhum akan dibawa ke rumah duka di Bumiayu, Kabupatèn Brebes, Jawa Tengah.
Baca Juga: Profil dan Biodata Fatimah Sis Zahra, Kader PSI Banjarmasin yang Kecelakaan Bersama AKP Novandi Arya
Hal itu dilakukan demi memberi kesempatan kepada sanak saudara untuk mengucapkan salam terakhir dan melaksanakan sholat jenazah.
Setelah itu, tubuh almarhum Yahya Muhaimin baru akan dikebumikan.
"Almarhum akan dimakamkan di Pemakaman Kalierang, Bumiayu, satu kompleks dengan makam orang tua beliau," katanya didampingi Pelaksana Tugas Direktur RSMS Purwokerto dr. Untung Gunarto, Sp.S., M.M.
Baca Juga: Geger Ka'bah ada di Metaverse, Apakah untuk Ibadah Haji Vitual?
Sebagai informasi, Prof. Yahya Muhaimin sempat menjadi anggota pengurus pusat Muhammadiyah pada tahun 2000-2005.
Sebelumnya, ia bertugas sebagai Menteri Pendidikan Nasional pada tahun 1999-2001.
Mendengar kabar duka tersebut, Sekretaris Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) wilayah Banyumas M. Djohar mengatakan turut berbelasungkawa atas kematian beliau.
Baca Juga: Geger Ka'bah ada di Metaverse, Apakah untuk Ibadah Haji Vitual?
"Kami atas nama Keluarga Besar Muhammadiyah Banyumas ikut belasungkawa yang sedalam-dalamnya, semoga semua amal ibadah almarhum diterima dan diampuni semua dosanya. Kami merasa kehilangan seorang tokoh Muhammadiyah yang sudah banyak berdedikasi di Muhammadiyah maupun di lingkungan umat serta bangsa," katanya.
Ia juga mengenang masa-masa beliau saat masih hidup.
"Saya tahu persis, beliau pernah berkunjung ke rumah dan sekolah saya waktu saya dinas di Sekolah Indonesia Cairo, Mesir, dan banyak memberikan motivasi kepada para siswa di luar negeri maupun guru-guru untuk selalu berprestasi serta selalu mencintai NKRI. Jadi, nasionalismenya luar biasa," kata mantan Kepala Sekolah Indonesia Cairo itu.***
