Situasi ini, ujar Luhut akan lebih buruk jika hubungan AS-China memburuk, seperti di era perang dagang.
“Serta dengan semakin dekatnya perubahan iklim, semakin banyak negara yang menerapkan penetapan harga karbon di berbagai sektor,” katanya.
“Seperti halnya Covid-19, kita tidak bisa menghindari ketidakpastian, kita hanya bisa mempersiapkan ekonomi Indonesia untuk menahan tekanan dari berbagai guncangan tersebut,” sambungnya.
Baca Juga: 5 Cara Mencegah Penularan Varian Baru Omicron, Salah Satunya Tetap Jaga Imun Tubuh
Ia menjelaskan, pemulihan dan transformasi ekonomi harus dilakukan secara berdampingan, mengingat kondisi perekonomian global yang semakin menantang.
Luhut mengatakan berdasarkan perkiraan awal, Omicron berpotensi lebih menular dan memiliki karakteristik kekebalan lolos dari vaksinasi.
Namun, di sisi lain, tambahnya, sejauh ini orang-orang yang terpapar dengan varian Omicron tersebut menunjukkan gejala yang ringan hingga sedang.
Dalam keterangan itu, ia pun menyatakan bahwa perkembangan varian Omicron akan menjadi kunci pemulihan ekonomi pada 2022.
Sebab, jika varian ini mengakibatkan rawat inap yang signifikan dan vaksin kehilangan potensinya, maka pemulihannya akan lebih lambat dari yang diharapkan.