Network
MEDIA BLITAR – Habib Rizieq Shihab melalui Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor mengirimkan surat untuk Wali Kota Bogor Bima Arya.
Surat yang dikirim pada Sabtu sore, 28 November 2020 itu merupakan surat pernyataan yang ditandatangani oleh Rizieq.
“Saya menerima surat pernyataan yang ditanda tangani oleh Habib Rizieq,” ujar Bima Arya Sabtu malam, dikutip Media Blitar dari PMJ News pada 29 November 2020.
Baca Juga: Pertarungan Mike Tyson vs Roy Jones Jr., Terlambat 17 Tahun Tetap Siap dan Mempesona
Baca Juga: Jadwal Tinju Mike Tyson vs Roy Jones Jr Hari Ini 29 November 2020, Ini Link Live Streamingnya
“Menyatakan bahwa beliau tidak mengizinkan hasil (swab tes) untuk diketahui oleh Pemerintah Kota,” tambahnya.
Bima menjelaskan bahwa sudah ada kesepakatan mengenai keterbukaan hasil tes PCR untuk Rizieq.
Kesepakatan tersebut didapatkan saat musyawarah yang dilakukan antara keluarga Rizieq dan Satgas Covid-19 Kota Bogor.
Pihak RS Ummi dan keluarga sama-sama percaya dengan hasil swab yang dilakukan oleh MER-C. Satgas juga sepakat dengan hal tersebut, tetapi dengan memperjelas proses tes swab dan lembaga.
Baca Juga: Viral! Seorang Pemuda 29 Tahun Asal Ponorogo Nikahi Nenek Berusia 76 Tahun
Baca Juga: Peringatan Maulid Nabi di Jakarta, Habib Rizieq Kembali Serukan Revolusi Akhlak
Bima menyebutkan bahwa tidak terbukanya Rizieq terhadap hasil swab membuat satgas mengambil langkah hukum yang selanjutnya.
Langkah selanjutnya diambil sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku.
“Kita akan melangkah sesuai dengan kewenangan kita dan selanjutnya tentu kita akan masuk ke wilayah hukum juga,” ujar Bima.
“Berdasarkan kewenangan kita, berdasarkan aturan kita, apa kemudian yang bisa kita lakukan,” Bima menambahkan.
Baca Juga: Stop Sekarang! Minum Sambil Berdiri Bahaya Bagi Kesehatan, Simak Penjelasannya
Baca Juga: Kasus Gagalnya Bagus Kahfi Ke FC Ultrecht, PSSI Inginkan Jalan Terbaik Untuknya
Disebutkan bahwa alasan Rizieq tidak ingin hasil swab diketahui karena privasi merupakan hal yang wajar. Namun, koordinasi, sinergi, dan kolaborasi juga tak kalah penting untuk dilakukan.
“Orang swab itu kan tiga alasannya. Pertama karena memang ada gejala. Kedua karena ada riwayat kontak erat. Ketiga karena akan dilakukan tindakan medis,” Bima menjelaskan.
“Dua hal itu terpenuhi, ada kontak erat dan dalam sedang proses observasi,” ujarnya.***
