MEDIA BLITAR - Banjarnegara, Jawa Tengah, tengah berduka atas kehilangan seorang peneliti muda berbakat, Galang Edhy Swasono. Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) ini ditemukan meninggal dunia saat melakukan penelitian di Pulau Sempu, Malang. Lantaran kejadian tersebut sosoknya viral di media sosial terutama TikTok.
Sebagai individu yang memiliki prestasi gemilang, Galang dikenal sebagai siswa berprestasi dan aktif di berbagai bidang, termasuk kegiatan sosial dan lingkungan. Namun, perjalanan hidupnya yang penuh prestasi harus terhenti tragis pada tanggal 27 Desember 2023.
Dalam artikel ini, kita akan merinci lebih lanjut tentang Galang Edhy Swasono, kronologi kejadian hilangnya, upaya pencarian, serta dampak kehilangan ini bagi Banjarnegara.
Profil Galang Edhy Swasono: Siswa Berprestasi dengan Dedikasi Tinggi
Galang Edhy Swasono, alumni SMA Bawang Banjarnegara, adalah contoh siswa berprestasi yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik tetapi juga memiliki dedikasi tinggi terhadap keagamaan dan lingkungan. Berikut adalah beberapa aspek profilnya:
1. Prestasi di Bidang Keagamaan
Galang pernah meraih prestasi siswa tersyar’i karena keuletannya dalam bidang keagamaan. Dedikasinya terhadap ibadah dan penampilan Islami patut dicontoh oleh teman-teman sebayanya.
2. Kiprah Akademik di IPB
Setelah lulus dari SMA, Galang melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan mengambil jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Keahliannya tidak hanya terbatas pada kegiatan non-akademik, melainkan juga mencakup bidang akademik yang sangat mumpuni.
3. Aktivitas Organisasi
Selama berada di IPB, Galang aktif dalam beberapa organisasi, seperti Chosee Link (Cosling) dan Panorama (Pangrango Horizon Magniview). Keikutsertaannya dalam organisasi-organisasi ini mencerminkan kepeduliannya terhadap lingkungan dan keindahan alam.
Kronologi Hilangnya Galang: Ekspedisi Studi Konservasi Lingkungan yang Berubah Jadi Tragedi
Tanggal 27 Desember 2023 menjadi titik tragis dalam kehidupan Galang. Saat itu, ia berpisah dengan teman-temannya di Pulau Sempu, Malang, setelah melanjutkan pengamatan di blok Telaga Lele.
Meskipun rencananya hanya sejenak, Galang tidak kembali ke basecamp saat jam makan siang. Para mahasiswa yang semula berharap Galang akan segera muncul memutuskan untuk melakukan pencarian bersama dengan pengelola Cagar Alam Pulau Sempu.
Upaya Pencarian: Masyarakat dan Otoritas Gabung Menyusuri Setiap Jejak
Setelah berjam-jam melakukan pencarian tanpa hasil, mahasiswa melaporkan kejadian tersebut kepada Satuan Polisi Perairan dan Udara (Satpolaitud) Polres Malang, Pos Angkatan Laut, dan Basarnas Surabaya. Tim pencarian yang terdiri dari petugas dan mahasiswa dibentuk untuk menyusuri lokasi pengamatan, baik melalui jalur darat maupun jalur air. Hingga kini, pihak kepolisian dan Tim SAR terus berupaya menemukan Galang.
Dampak Kehilangan: Banjarnegara Berduka, Harapan Bangsa Pudar
Kehilangan Galang Edhy Swasono bukan hanya sebuah duka bagi keluarga dan teman-temannya, tetapi juga meninggalkan kesedihan mendalam bagi Banjarnegara. Sebagai peneliti muda yang berpotensi, Galang diharapkan menjadi salah satu harapan bangsa.
Pihak kampus, keluarga, dan masyarakat umum ikut berduka cita, berharap agar pencarian Galang dapat segera membuahkan hasil.
Kehilangan Galang, Cerita Pahit di Balik Prestasi Gemilang
Galang Edhy Swasono, peneliti muda berprestasi, harus mengakhiri perjalanan hidupnya secara tragis di Pulau Sempu. Profilnya yang cemerlang dan dedikasinya terhadap keagamaan serta lingkungan meninggalkan jejak inspiratif.
Kronologi hilangnya Galang dan upaya pencarian yang terus dilakukan oleh berbagai pihak memperlihatkan bahwa setiap cerita prestasi juga dapat disertai dengan kisah pahit. Semoga Galang dapat segera ditemukan, dan kehilangannya menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam menjalankan eksplorasi alam.***