Disclaimer: Berita ini tidak ditujukan untuk menginspirasi pembaca untuk melakukan aksi serupa. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal berisiko melukai diri sendiri atau bunuh diri, carilah bantuan sesegera mungkin dengan menghubungi lembaga yang berspesialisasi dalam intervensi krisis dan pencegahan bunuh diri di rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
MEDIA BLITAR - Serangkaian kejadian tragis yang melibatkan bunuh diri pelajar di Indonesia belum juga berakhir. Kali ini, mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), yang identitasnya diawali dengan inisial EN, menjadi korban yang ditemukan tewas di dalam kamar kosnya.
Berikut informasi terbaru terkait kronologi dan misteri isi surat Eca alias EN mahasiswa Udinus Semarang yang viral diperbincangkan di media sosial, terutama terkait identitas dan penyebab kematiannya.
Lebih mengiris hati, EN, sebelum mengakhiri hidupnya, meninggalkan lima surat yang ditujukan untuk orang-orang terdekatnya, mencerminkan perasaan kelelahan yang mendalam.
Kronologi Ditemukannya Mahasiswa Udinus yang Bunuh Diri
Dilaporkan dari akun Instagram @beritasemaranghariini, peristiwa tragis ini terkuak pada tanggal 11 Oktober 2023.
Yang pertama kali menemukan korban adalah pacarnya, seorang pria asal Tangerang yang bernama Alfa.
Alfa mencoba berkomunikasi dengan EN yang berada di dalam kos, tetapi pintu kos korban terkunci. Respons EN pun tak kunjung datang.
Sang pacar mencoba segala cara untuk mendapatkan respon dari EN, bahkan melemparkan pakaian ke dalam kamar kosnya.
Namun, EN tetap tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Alfa kemudian menghubungi Kuncoro, seorang rekan kerja EN, yang juga hadir di lokasi kejadian.
Upaya Membuka Pintu dan Penemuan yang Mengejutkan
Kuncoro, dengan sigap, memutuskan untuk memanggil ibu kos dan meminta kunci duplikat kamar kos EN.
Ketika pintu berhasil terbuka, mereka disambut oleh pemandangan yang menggetarkan hati. EN ditemukan dalam posisi tertelungkup, mengenakan kaos pendek berwarna hijau pupus, dan celana pendek berwarna hitam.
Tubuhnya telah membiru, mengindikasikan bahwa kematian terjadi beberapa waktu sebelum ditemukan.
Kesaksian Polisi dan Temuan di Lokasi
Menurut kesaksian petugas polisi yang tiba di tempat kejadian, korban ditemukan dalam posisi telentang.
Selain itu, beredarnya rokok dan puntung rokok, memperkuat dugaan bahwa EN nekat mengakhiri hidupnya.
Tas yang berisi kartu identitas korban dan surat curhatan juga ditemukan di dekat tembok yang diduga sebagai tempat dia melompat.
Selanjutnya, polisi menemukan lima surat wasiat yang ditulis oleh korban sebelum ia mengakhiri hidupnya.
Surat-surat tersebut ditujukan untuk orang-orang terdekatnya, seperti keluarganya dan orang yang ia tinggalkan.
Dalam surat-surat itu, EN menyatakan perasaan lelahnya terhadap hidupnya dan meminta agar orang-orang yang ditinggalkannya tidak mencari tahu penyebab kematian ini.
Isi Surat-Surat Perpisahan yang Menggetarkan Hati
Dalam salah satu suratnya, EN menyampaikan permintaan maaf kepada orang tuanya, mengakui bahwa dirinya telah membuat mereka kecewa.
Namun, dia juga meminta agar mereka tidak bersedih dan memahami bahwa keputusannya saat ini merupakan langkah yang paling tepat. EN menyatakan bahwa dia merasa penuh rasa sakit yang tak bisa diungkapkan.
"Maafin Eca, Mah, Yah. Maaf memilih jalan ini, maaf untuk segala rasa kecewa yang kemarin dan ini. Eca sayang mamah, ayah, dan semuanya," tulisnya dengan penuh penyesalan.
Namun, dia juga menyatakan, "Tapi Eca rasa ini sudah paling tepat. Ada banyak rasa sakit yang tidak bisa diceritakan."
EN meminta agar orang-orang yang ditinggalkannya tidak mencari tahu penyebab kematiannya dan tidak membuatnya menjadi perbincangan publik. Dia merasa bahagia dengan keputusan ini.
Pesan yang Sama dari Surat-Surat Lainnya
Surat-surat lainnya juga berisi permintaan agar orang-orang yang dicintainya tidak mencari tahu penyebab kematian dan tidak membuatnya menjadi perbincangan publik.
Dalam surat tersebut, EN mengungkapkan bahwa dia merasa lelah hidup di dunia ini dan memutuskan untuk mengakhiri perjalanan hidupnya.
Meskipun surat-surat perpisahan ini memberikan gambaran tentang kondisi batin EN, motif sebenarnya dibalik tindakan tragis ini masih menjadi misteri.
Banyak warganet yang menduga bahwa EN mungkin mengalami tekanan dan depresi, mengingat pesan-pesan yang terkandung dalam surat-surat tersebut.
Tragedi ini tidak hanya menyayat hati keluarga dan teman-teman EN, tetapi juga seluruh masyarakat yang turut prihatin.
Dalam rentang waktu yang singkat, dua mahasiswa dari dua universitas yang berbeda telah memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka dengan cara yang tragis.
Semoga peristiwa ini memberikan panggilan untuk lebih memahami dan membantu individu yang mengalami tekanan emosional serta menunjukkan pentingnya mendukung kesehatan mental di kalangan pelajar dan masyarakat.***