MEDIA BLITAR - Setelah 14 hari pencarian, Emmeril Kahn Mumtadz anak Ridwan Kamil yang terseret arus Sungai Aare, Bern, Swiss ditemukan dengan kondisi sudah tidak bernyawa.
Jenazah Emmeril Kahn Mumtadz kemudian diterbangkan dari Swiss dan tiba di tanah air pada 12 Juni 2022 sekitar pukul 15.30 WIB.
Setibanya di Indonesia Kementerian Luar Negeri langsung menyerahkan jenazah Emmeril Kahn Mumtadz kepada pihak keluarga.
Baca Juga: BOCORAN Pemain Squid Game Season 2 Benarkah Gong Yoo Bakal Tampil Kembali? Ini Ulasannya
Prosesi penyerahan jenazah Emmeril Kahn Mumtad tersebut juga dihadiri oleh beberapa Menteri diantaranya, Erick Thohir, Teten Masduki, Muhadjir Effendy, Pratikno, dan Zainudin Amali.
Jenazah kemudian langsung dibawa ke Gedung Negara Pakuan, Jawa Barat untuk disemayamkan.
Suasana duka pun menyelimuti Gedung Negara Pakuan, banyak keluarga Emmeril Kahn Mumtadz dan warga datang mendoakan Eril.
Baca Juga: Hadiri Pemakaman Emmeril Kahn Mumtadz, Nabila Ishma Tak Kuasa Tahan Tanggis
Seperti diberitakan Kabartegal.PikiranRakyat.com dari artikel berjudul "Ribuan Kertas Warna-Warni Berisi Doa dan Kata-Kata Perpisahan Lepas Kepergian Eril" terdapat satu ruangan khusus yang diperuntukkan bagi warga yang ingin menulis dan menempelkan doa dan kata-kata perpisahan untuk Eril dalam secarik kertas.
Di dalam ruangan yang tak begitu besar tersebut, tampak ribuan kertas warna-warni tertempel pada dinding berisi doa dan kata-kata perpisahan yang ditulis dengan tulisan tangan.
Hingga Mingu tengah malam, 12 Juni 2022, ratusan warga tampak antusias hingga rela antre untuk bisa menuliskan kata dan doa terbaiknya untuk mendiang Eril.
Baca Juga: Jam Tayang Indonesian Idol Junior 2022 , Catat Jadwal RCTI Hari Ini Senin 13 Juni 2022
"Ruangan kecil ini jadi penuh kehangatan dengan ribuan doa yang diuntaikan dalam selembar kertas dan ditempel hampir menutupi seluruh dinding. Semoga Eril bahagia disana," ungkap Nani, salah satu pelayat.
Selain kertas kecil dan alat tulis, pihak keluarga juga menayangkan foto-foto dan video Eril beserta keluarga selama hidup dalam sebuah televisi besar di sudut ruangan tersebut.***