Terkenal Cerita Rakyat Bandung Bondowoso Bangun Candi Prambanan dalam 1 Malam, Ini Telusur Kisah Tanah Jawa

25 Maret 2021, 22:16 WIB
Candi Prambanan dan cerita rakyat Roro Jonggrang /Unsplash/ Eugenia Clara

MEDIA BLITAR – Menjadi salah satu peninggalan sejarah di Indonesia, Candi Prambanan lekat dengan cerita Bandung Bondowoso yang membangunkan 1000 candi untuk memenuhi permintaan Roro Jonggrang.

Menyikapi cerita legenda ini, Hari Kurniawan atau lebih dikenal Om Hao yang tergabung dalam kelompok Kisah Tanah Jawa dan kerap melakukan invetigasi sejarah, mitos, dan kisah-kisah mistis di tanah jawa, baru-baru ini menyampaikan pandangannya tentang kisah Candi Prambanan.

“Misal kita lihat Prambanan, legenda Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang, ini ciptaan kolonial mas, cerita itu,” ucap Om Hao yang dikutip dari kanal Youtube Deddy Corbuzier.

Baca Juga: Usai Terima Kado Mewah dari Bos TV dan Pamer Kedekatan, Kisah Asmara Luna Maya Ditilik Ahli Tarot

“Sosok itu nggak ada, karena (untuk membuat) Prambanan itu butuh waktu yang lama, ada jeda waktu yang lama untuk membuatnya,” sambungnya.

Disampaikan lebih lanjut oleh Om Hao, “Jadi ceritanya gini mas, di era kolonial, jadi Borobudur, Prambanan, waktu terjadi peristiwa besar yang maha pralaya pada abad ke 10-11, beradapan yang ada di tengah ditinggalkan pindah ke timur, dan terjadi erupsi besar gunung Merapi, tertimbun.”

“Ketika Belanda masuk, Rafles masuk itu kan dibangun lagi. Pada abad ke-20, waktu ada renovasi besar-besaran dan restorasi besar-besaran yang dilakukan pemerintah kolonial, tempat ini dipugar istilahnya, tetapi orang-orang dulu, percaya dengan mitos dan mistis,” sambungnya.

Baca Juga: Potret Jefri Nichol Kenakan Fashion Mirip Daster Tuai Kontroversi: Aesthetic Banget Sih

Adanya peristiwa di masa lalu itu, membuat beberapa bangunan ditinggalkan dan bersamaan dengan itu, terjadi suatu wabah penyakit. Peristiwa demi peristiwa disangkut pautkan, dan muncullah cerita legenda yang dibuat oleh pemerintah kolonial.

“Padahal, waktu candi itu di tinggalkan, itu banyak genangan air dan masa itu, terjadi endemic malaria. Karena ada malaria itu, ketika ada orang masuk ke situ, digigit nyamuk, pulang sakit, demam, lalu belum ketemu obatnya meninggal. Tempat ini kemudian dianggap mistis, karena di sana ada patung, yang (dinilai orang) dikutuk jadi batu. Kemudian cerita itu berkembang, cerita-cerita legenda berkembang, seperti (legenda dari cerita) cinta ditolak lalu bikin candi,” ucap Om Hao.

“Sebenarnya arca yang dimaksud itu (adalah) Durga Mahesa Suramardani. Dan (jaman dulu), pemerintah kolonial, membatasi orang-orang pribumi untuk mendekat, karena mereka ingin explore besar-besaran,” sambungnya, ketika menilik latar belakang pemerintah kolonial menyebarkan cerita pada masa itu.

Baca Juga: Eksklusif! Tempat Akad Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Sudah Dipastikan

Hingga akhirnya, cerita legenda 1000 candi dalam satu malam, itu diyakini kebenarannya oleh masyarakat. “Diciptakan legenda pada waktu itu. Kalau boleh dibilang, sosok Roro Jonggrang nya ini ada, tetapi karena diketahui banyak orang waktu itu, dikait-kaitkan (banyak hal), dan cerita itu (disampaikan secara) oral, berbeda-beda (yang disampaikan), akhirnya (diyakini) menjadi benar.”

“Jadi cerita, legenda, dongeng rakyat sebenernya,” ucap Om Hao.

Dalam percakapan antara Om Hao dan Deddy, keduanya membenarkan jika masyarakat lebih suka dengan hal-hal yang ajaib dan heboh.

Dan ketika mengingat cerita legenda dari Candi Prambanan, diketahui bahwa cerita yang beredar adalah 1000 candi dibangun satu malam sebelum subuh.

Menyikapi cerita rakyat yang beredar, Om Hao menyampaikan, “Sebenarnya itu bentuk penghormatan pada Trimurti, dewa dalam agama Hindu. Kemudian candi-candi yang kecil itu bentuk persembahan dari kelurahan-kelurahan pada waktu itu.”

Baca Juga: Andin Murka! Ia Bongkar Semua Bukti Membuat Elsa Sempat Bungkam, Tonton Ikatan Cinta di Sini

“Sehingga satu kelurahan membuat satu bangunan candi untuk mengelilingi bangunan induk."

Sementara itu, Deddy mencoba menanyakan, “Jadi dibuat cerita mitos tersebut, bertujuan untuk apa?”

“Salah satunya untuk menguatkan karakter. Kemudian ceritanya untuk menakut-nakuti, karena ketika ditakuti, ‘Oh itu tempat terkutuk, kutukan, dan berbagai macam’, era itu membuat orang takut, dalam artian, takutnya itu bukan karena terintimisadi, tetapi menghormati tempat itu sakral,” ucap Om Hao.

Menilik keberadaan Candi Perambanan, situs ini memang harus dilestarikan dan dirawat agar tetap terjaga oleh masyarakat secara bersama-sama.

***

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: YouTube Sobat Dosen

Tags

Terkini

Terpopuler