"Jika saya melakukannya, maka mereka akan mendapatkan akses ke data dan komunikasi resmi dari kepemimpinan kementerian sebelumnya," kata karyawan itu.
Karyawan itu mengatakan, dia tidak mematuhi dan sejak itu memilih untuk bersembunyi.
Dan dikabarkan lebih lanjut, jika ada beberapa badan pemerintah Afghanistan menggunakan server Google untuk menangani email secara resmi, termasuk kementerian keuangan, industri, pendidikan tinggi, pertambangan, kantor protokol kepresidenan Afghanistan, hingga beberapa badan pemerintah daerah.
Pangkalan data dan email pemerintah yang menguasai, dapat memberikan informasi tentang pegawai pemerintahan sebelumnya, seperti informasi mantan menteri, kontraktor pemerintah, sekutu suku, dan mitra asing.
"Ini akan memberikan banyak informasi yang nyata," kata Chad Anderson, seorang peneliti keamanan dengan perusahaan intelijen internet DomainTools yang membantu Reuters mengidentifikasi kementerian mana yang menjalankan platform email.
"Bahkan hanya memiliki daftar karyawan di Google Sheet adalah masalah besar," sambungnya.
Baca Juga: 11 Fakta Terbaru Usai Taliban Memasuki Pinggiran Kota Afghanistan
Selain itu, layanan email Microsoft Corp juga digunakan oleh beberapa lembaga pemerintah Afghanistan, termasuk kementerian luar negeri dan kepresidenan. Namun, belum dijelaskan apa langkah dari perusahaan perangkat lunak untuk mencegah kemungkinan, bila data jatuh ke tangan Taliban.
Sementara pihak Microsoft, menolak untuk berkomentar. Sementara Anderson mengatakan upaya Taliban untuk mengendalikan infrastruktur digital buatan AS patut diperhatikan.