KACAU! Kelompok Peretas Rusia dan Korea Utara Targetkan Bobol Organisasi Penelitian Covid-19

15 November 2020, 11:26 WIB
Ilustrasi peretas. /PIXABAY

MEDIA BLITAR – Berita mengejutkan datang dari dunia teknologi mengenai peretasan yang menargetkan peneliti Covid-19.

Kabar peretasan tersebut disampaikan oleh Microsoft yang mengatakan bahwa peretas yang bekerja untuk pemerintah Rusia dan Korea Utara telah menargetkan 7 organisasi.

7 organisasi tersebut diketahui terlibat dalam penelitian pengobatan dan vaksin Covid-19.

Microsoft juga mengatakan bahwa Fancy Bear, kelompok peretas Rusia dan 2 peretas Korea Utara yaitu Seng dan Cerium terlibat dalam upaya membobol jaringan tujuh perusahaan farmasi dan peneliti.

Baca Juga: Berapa Lama Bansos PKH Akan Diterima? Apakah Selamanya? Berikut Penjelasannya

Baca Juga: Ingin Suara Lebih Merdu? Berikut 5 Makanan yang Wajib Dihindari Seorang Penyanyi

Baru-baru ini para peretas yang disebutkan oleh Microsoft diketahui berupaya menerobos jaringan di Kanada, Prancis, India, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Dikutip dari Reuters, Microsoft menjelaskan bahwa mayoritas target mereka adalah organisasi yang sedang melakukan proses pengujian vaksin Covid-19.

Disebutkan juga bahwa sebagian besar upaya pembobolan tersebut gagal, tetapi beberapa usaha tersebut berhasil dilakukan.

Perusahaan perangkat lunak tersebut tidak mau menyebutkan organisasi yang menjadi target atau yang sudah dibobol oleh peretas.

Baca Juga: Jelang Pergantian Hari, Gempa Bumi 5,0 Guncang Perairan Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Baca Juga: Iwan Fals Dikritik Netizen Usai Unggah Foto Ribuan Penjemput Habib Rizieq

Selain itu, Microsoft juga menolak menyebutkan waktu atau deskripsi yang tepat mengenai upaya pertasan tersebut.

Kedutaan Rusia yang berada di Washington berkali-kali membantah tuduhan keterlibatan dalam spionase digital tersebut.

Dalam email yang diterima Reuters, Kedutaan Rusia mengatakan bahwa “Tidak ada yang bisa kami tambahkan” pada penyangkalan yang sebelumnya.

Sementara itu, perwakilan Korea Utara untuk PBB tidak menanggapi ketika diminta untuk berkomentar tentang tuduhan tersebut.

Baca Juga: Kabar Gembira! Bantuan Sosial Tunai Diperpanjang Hingga 2021

Baca Juga: Jadwal Tayang dan Starting Grid MotoGP Valencia 2020, Morbidelli Pole Position, Rossi Start ke-16

Selain itu, Pyongyang sebelumnya juga membantah melakukan peretasan di luar negeri.

Munculnya tuduhan spionase dunia maya terjadi saat dunia sedang berlomba-lomba memproduksi vaksin untuk virus corona.

Hal tersebut membuat Microsoft mendesak seperangkat aturan global baru yang melarang adanya penyerangan siber yang menargetkan penyedia layanan kesehatan.***

Editor: Rezky Putri Harisanti

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler