Harus Diwaspadai, COVID-19 Ternyata Dapat Melumpuhkan Organ Dalam Seperti Jantung, Ginjal dan Hati

28 Juni 2020, 16:09 WIB
Ilustrasi corona. //pixabay

MEDIA BLITAR - Di masa pandemi virus corona (COVID-19), orang dengan gejala batuk, flu dan sesak napas menjadi diwaspadai karena dikhawatirkan sebagai gejala awal tertularnya virus corona.

Untuk diketahui, virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan covid-19 dikenal sebagai penyakit yang menyerang sistem pernapasan.

Namun dalam perkembangannya, covid-19 tidak hanya menyerang organ dalam sistem pernapasan. Sebab, ia juga bisa melumpuhkan organ dalam tubuh penting yang lain.

Baca Juga: Yuk Simak Manfaat Lain Vitamin K Untuk Kulit dan Wajah

Dalam beberapa kasus, virus corona juga bisa menyebabkan serangan pada organ dalam lain dan menyebabkan kerusakan yang sangat parah.

"Kami pikir ini hanya virus pernapasan. Ternyata juga menyerang ginjal, jantung, hati, otak, dan organ lain. Kami tidak menyadari itu pada awalnya," kata dr. Eric Topol, ahli jantung dan direktur Scripps Research Translational Institute di La Jolla, California, Amerika Serikat seperti dikutip MEDIA BLITAR dari Bekasi.Pikiran-Rakyat.com melansir Reuters.

Baca Juga: Apa Saja Sih Makanan Yang Kaya Akan Vitamin K? Yuk Kita Simak!

Selain gangguan pernapasan, pasien virus corona dapat mengalami gangguan pembekuan darah yang dapat menyebabkan strok dan peradangan ekstrem berbagai sistem organ.

Artikel ini telah tayang di Bekasi.Pikiran-Rakyat.com dengan judul: Ilmuwan Mulai Paham Covid-19 Juga Serang Ginjal, Jantung, Hati, dan Otak

Virus corona juga dapat menyebabkan komplikasi neurologis yang berkisar dari sakit kepala, pusing, dan kehilangan rasa atau bau hingga kejang dan kebingungan.

Baca Juga: Wah, Blak-Blakan Deddy Corbuzier Mengaku Pakai Narkoba!

Proses pemulihannya bisa memakan waktu lama, tidak lengkap, dan mahal, dengan dampak besar mempengaruhi kualitas hidup.

Ahli jantung di Northwestern Medicine di Chicago, Dr. Sadiya Khan, mengatakan bahwa manifestasi virus corona sangat luas dan beragam.

“Dengan influenza, orang dengan kondisi jantung yang mendasarinya juga berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi,” kata Khan.

Hal yang mengejutkan tentang virus corona adalah tingkat komplikasi yang terjadi di luar paru-paru.

Baca Juga: Update Terkini Kasus Positif COVID-19 Dunia 28 Juni 2020, Lebih Dari 10 Juta Kasus Positif

Pasien yang berada di unit perawatan intensif atau menggunakan ventilator selama berminggu-minggu perlu menghabiskan waktu yang lama di rehabilitasi untuk mendapatkan kembali mobilitas dan kekuatan.

“Studi baru saja dilakukan untuk memahami efek jangka panjang dari infeksi,” kata Jay Butler, wakil direktur penyakit menular di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.

"Kami mendengar laporan anekdot tentang orang-orang yang kelelahan, napas pendek. Berapa lama itu akan berlangsung, sulit diprediksi," kata Butler.

Baca Juga: CFD Sudirman - Thamrin Ditiadakan, Namun Dipindah ke 32 Lokasi Baru

Igor Koralnik, kepala penyakit infeksi-saraf di Northwestern Medicine Amerika Serikat meninjau literatur ilmiah saat ini dan menemukan sekira setengah dari pasien virus corona yang dirawat di rumah sakit dengan komplikasi neurologis seperti pusing, penurunan kewaspadaan, sulit berkonsentrasi, gangguan bau dan rasa, kejang, strok, dan nyeri otot.

Koralnik, yang temuannya diterbitkan dalam Annals of Neurology, telah memulai klinik rawat jalan untuk pasien virus corona untuk mempelajari apakah masalah faktor neurologi itu bersifat sementara atau permanen.

Khan melihat kesamaan penyakit ini dengan HIV, virus yang menyebabkan AIDS. Fokus awal tenaga kesehatan adalah pada jumlah kematian.

"Dalam beberapa tahun terakhir, kami sangat fokus pada komplikasi kardiovaskular dari penyintas HIV," kata Khan.***

Editor: Ninditoo

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler