Masih Butuh Gandeng China Urusan Diplomatik, Korea Selatan Tak Ikut-ikutan Boikot Olimpiade Beijing

13 Desember 2021, 21:12 WIB
Masih Butuh Gandeng China Urusan Diplomatik, Korea Selatan Tak Ikut-ikutan Boikot Olimpiade Beijing //dok Pikiran Rakyat/

MEDIA BLITAR – Belakangan ini sejumlah negara mengumumkan untuk secara serentak memboikot secara diplomatik ajang Olimpiade Musim Dingin yang bakal dilangsungkan di China pada Februari 2022 mendatang.

Alasan mereka yaitu karena pelanggaran HAM yang dilakukan Beijing kepada minoritas Uighur di Xinjiang dan penyempitan demokrasi di Hong Kong.

Baca Juga: Kim Soo Hyun, Aktor Korea Selatan dengan Bayaran Rp 6 Miliar Setiap Episode dalam Drama One Ordinary Day

Setidaknya ada sekitar 5 negara yang diketahui memboikot China, yakni Amerika Serikat (AS), Australia, Kanada, Inggris, dan Selandia Baru.

Berseberangan dengan kelima negara sebelumnya, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada hari Senin, 13 Desember 2021 mengesampingkan untuk bergabung dengan aksi boikot diplomatik bersama AS di Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.

Baca Juga: Bebas Skandal Masa Lalu, Rozy Robot Cantik Korea Selatan Kebanjiran Job

Penolakan untuk bergabung dalam boikot diplomatik Olimpiade Beijing itu, diungkapkan oleh Korea Selatan karena alasan masih butuh gandeng China soal urusan diplomatic antar kedua negara.

Dalam kunjungannya di Canberra, Australia Presiden Korea Selatan mengatakan bahwa dirinya tidak mempertimbangkan untuk menolak Olimpiade Beijing sebagai bentuk protes pelanggaran hak asasi manusia (HAM) China seperti yang dilakukan beberapa negara Barat.

“Kami belum menerima permintaan dari negara lain termasuk Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam boikot diplomatik,” ujarnya, dikutip dari Japan Times oleh MEDIA BLITAR.

Baca Juga: Stop Tuduh Sembarangan, China Ngamuk Tak Terima Dituding Mata-matai Perairan Asia dan Laut Natuna Indonesia

Moon menekankan bahwa Korea Selatan ingin mempromosikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, tetapi juga harus mempertimbangkan peran China dalam mencoba membawa perdamaian ke Semenanjung Korea.

“Kami membutuhkan upaya konstruktif China untuk memungkinkan denuklirisasi DPRK (Korea Utara),” tambahnya, seraya menambahkan bahwa Seoul menginginkan hubungan yang harmonis dengan Beijing.

Baca Juga: Bintang Tinju Jadi Capres 2022, Manny Pacquiao : Bel Tinju Sudah Berakhir Saya Tidak Berpikir Hari ini Datang

Moon saat ini dalam kunjungan kenegaraan tiga hari ke Australia, di mana kedua negara menandatangani serangkaian perjanjian kerjasama teknologi dan militer.

Sebelumnya, China telah memperingatkan AS, Australia, Inggris, Kanada dan Selandia Baru bahwa mereka akan “membayar harga” yang pantas didapat karena memprotes penyelenggaraan Olimpiade tersebut.

Langkah AS itu telah memantik kobaran api panas dari Beijing, memberi ancaman bakal melayangkan tindakan balasan yang tidak disangka-sangka, serta memperingatkan AS akan membayar 'harga' untuk kesalahannya.

Baca Juga: WHO Berikan Peringatan Kepada Seluruh Dunia Tentang Kasus Covid-19 yang Akan Terjadi di Akhir Tahun

Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, AS telah mengganggu Olimpiade Beijing karena rumor saja.

“Upaya AS untuk mengganggu Olimpiade Musim Dingin Beijing karena prasangka ideologis, berdasarkan kebohongan dan rumor, hanya akan mengungkap niat jahatnya,” ucap Zhao.

Menurutnya, Olimpiade Beijing bukan panggung untuk pertunjukan politik dan manipulasi politik, serta menuduh AS telah melakukan 'tindakan yang mengganggu dan merusak Olimpiade Musim Dingin Beijing'.***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: Japan Times

Tags

Terkini

Terpopuler