Usai Perang dengan Israel, Gaza Berduka Menandai Hari Raya Idul Adha

18 Juli 2021, 22:29 WIB
Euro-Mediterranean merilis laporan dokumentasi pelanggaran serangan Israel di Gaza. /Reuters/Mohammed Salem

MEDIA BLITAR - Bagi warga Palestina yang kehilangan orang-orang terkasih, usai terjadi pertempuran antara Gaza dan Israel dua bulan lalu, tidak banyak alasan untuk merayakan hari raya Idul Adha bagi umat Islam yang akan datang.

Dikenal sebagai Hari Raya Kurban, di mana memperingati kesiapan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya untuk menunjukkan pengabdiannya kepada Tuhan.

Dan bertepatan dengan ibadah haji, hari Raya Idul Adha akan diperingati pada hari Selasa, 20 Juli 2021, dan umat Islam secara turun temurun menandai kesempatan itu, dengan menyembelih domba atau sapi dan membagikan kepada sesama.

Baca Juga: Israel Melihat Penurunan Perlindungan Vaksin Pfizer Terhadap Infeksi

Namun, kisah pilu dialami Mahmoud Issa, seorang pensiunan guru berusia 73 tahun, di mana empat tahun sebelumnya, selalu membeli pakaian baru untuk cucu-cucunya dan membawa mereka ke sebuah peternakan untuk memilih hewan untuk disembelih.

Tapi dia berduka atas kematian putrinya Manar, 39, dan putrinya, Lina 13, yang katanya dibunuh oleh rudal Israel yang menghancurkan rumah mereka di kamp pengungsi Bureij pada 13 Mei lalu. Sementara, suami Manar dan tiga anak lainnya selamat.

“Sebagai orang dewasa, kami masih dihantui rasa sakit, tetapi kami harus mengeluarkan anak-anak dari suasana ini dan membuat mereka menjalani suasana lebaran, sehingga mereka melupakan rasa sakit kehilangan ibu dan kakak perempuan mereka,” kata Issa sambil duduk. di sebelah mural besar Manar, seperti yang dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Korea Selatan Terima 700 Ribu Dosis Vaksin dari Israel, saat Kasus Covid-19 Melonjak

Sementara pemerintah Hamas di Gaza mengatakan 2.200 rumah hancur dan 37.000 rusak akibat pemboman Israel selama 11 hari pertempuran lintas perbatasan pada Mei 2021.

Dan lebih dari 250 warga Palestina tewas dalam ratusan serangan udara Israel di Gaza yang diluncurkan setelah Hamas mulai menembakkan roket ke Israel sebagai pembalasan atas apa yang dikatakan kelompok itu, sebagai pelanggaran hak terhadap warga Palestina di Yerusalem.

Dan dilaporkan, ada tiga belas orang tewas di Israel selama serangan roket yang mengganggu kehidupan dan membuat orang lari mencari perlindungan.

Baca Juga: Israel Serang Hamas di Jalur Gaza Semalam, Atas Balon Pembakar yang Diluncurkan dari Palestina

Usai peperangan itu, di pasar ternak Gaza, peternak dan petani melaporkan penjualan buruk menjelang hari raya. Sementara si salah satu pasar di kota Khan Younis, beberapa pelanggan memuat hewan ke gerobak keledai untuk dibawa pulang.

“Tahun ini, pembelian hewan lemah karena blokade, perang, dan virus corona,” kata pedagang Saleem Abu Atwa, merujuk sebagian pada pembatasan ketat perbatasan yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir, yang mengutip kekhawatiran keamanan atas tindakan tersebut.

"Kami berharap ketenangan terus berlanjut. Ini demi semua orang," tambahnya.

Baca Juga: Pertemuan Joe Biden dan Presiden Israel Terjadi, Dugaan Perang 11 Hari Israel dengan Gaza Mencuat

Di sebuah kios jalanan di lingkungan Rimal yang sibuk di Gaza, Mohammad Al-Qassas menyesali kehancuran toko sepatunya dalam pertempuran saat dia menjual barang-barang yang dia selamatkan dari puing-puing.

Selain itu sejumlah penduduk dihantui akan peperangan lagi, yang mana di sampaikan oleh pria berusia 23 tahun itu, khawatir bahwa gencatan senjata yang ditengahi Mesir yang mengakhiri permusuhan paling serius antara militan Gaza dan Israel dalam beberapa tahun mungkin tidak akan bertahan lama.

"Perang lain akan menjadi bencana," katanya kepada Reuters.

***

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler