Baca Juga: Jika Sudah Terima BPUM UMKM Rp2,4 Juta, Apakah akan Dapat Lagi Bulan Ini? Berikut Penjelasannya
Seperti diketahui, adegan menarik kursi yang hendak diduduki memang sering dipertontonkan pelawak di layar kaca. Namun, Malih mengatakan bahwa untuk melakukan adegan tersebut sebenarnya wajib dibicarakan terlebih dahulu saat briefing.
“Harusnya pas briefing itu tanya, 'bang nanti saya tarik kursinya gimana?’ begitu, kalau sakit sih sakit, soalnya saya baru selesai operasi di bagian pantat,” kata Malih di acara ‘Rumpi’ Trans Tv edisi Senin, 9 November 2020.
Di sisi lain, di hadapan Ade Londok, Bolot memberikan tanggapannya. Bahwa, pelawak memang harus memiliki ilmu dan harus terus belajar agar lawakannya dapat diterima masyarakat.
Baca Juga: Trump Kembali Tuding Adanya Kecurangan Pilpres AS, Klaim 2,7 Juta Suara Dialihkan ke Biden
Baca Juga: Satgas Covid-19: Jangan Egois, Berkerumun Dapat Membawa Malapetaka di Masa Pandemi
“Ngelawak itu perlu sekolah. Ada ilmunya juga. Perlu belajar untuk lawakan kita tidak menyakiti seseorang dan diterima baik di masyarakat,” kata Bolot.
Ia juga berkomentar, saat ini masyarakat utamanya yang baru saja terjun ke dunia lawak, perlu mengerti bahwa lawak itu tetap ada batasnya. Artinya, jangan sampai menusuk perasaan seseorang.
“Ngelawak itu ada batasannya. Kebanyakan anak-anak sekarang itu bukan ngelawak, tapi candaan. Nah, kalau pengen buat orang ketawa, jangan juga menceritakan urusan pribadi seseorang. Karena bisa menyakiti hati seseorang,” tutupnya.***