Bahasa Jawa Ndasmu Etik Viral TikTok Ternyata Punya arti Kasar? Harus Diwaspadai, Pantang Disalahgunakan!

- 31 Desember 2023, 19:51 WIB
Bahasa Jawa Ndasmu Etik Viral TikTok Ternyata Punya arti Kasar?  Harus Diwaspadai, Pantang Disalahgunakan!
Bahasa Jawa Ndasmu Etik Viral TikTok Ternyata Punya arti Kasar? Harus Diwaspadai, Pantang Disalahgunakan! /Prabowo Subianto /

MEDIA BLITAR - Suatu fenomena menarik muncul dalam dunia politik Indonesia, di mana kata-kata yang diucapkan oleh seorang calon presiden mencuat dan menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Salah satu kata yang mencuri perhatian dan viral di TikTok adalah "Ndasmu Etik," yang diucapkan dengan lantang dalam sebuah pidato. Dalam konteks politik yang panas, kata ini menyimpan makna dan sejarah unik yang perlu diulas lebih mendalam.

1. Ndasmu Etik: Makna dan Umpatan dalam Bahasa Jawa

Kata "Ndasmu Etik" memiliki asal-usulnya dalam bahasa Jawa, yang sebenarnya lebih dari sekadar perkataan kasar. "Ndas" dalam bahasa Jawa ngoko (bahasa kasar) bermakna kepala. Kombinasi dengan "mu" menjadikan kata ini sebagai umpatan atau ejekan yang merujuk pada kepala seseorang. Sementara "Etik" yang disematkan dalam kalimat pidato tersebut mengacu pada kode etik.

2. Kontroversi di Balik Kata "Ndasmu Etik" dalam Pidato Politik

Penggunaan kata ini dalam konteks pidato politik menimbulkan kontroversi. Meskipun pada dasarnya kata-kata kasar seringkali digunakan dalam percakapan sehari-hari di berbagai budaya, di dunia politik, kata "Ndasmu Etik" menjadi sorotan karena dianggap tidak pantas dalam ranah formal dan resmi.

3. Persepsi Masyarakat Jawa Terhadap Kata "Ndasmu" dan Variasinya

Dalam masyarakat Jawa, penyebutan kata "Ndasmu" bersamaan dengan kata-kata kasar lainnya seperti "raimu," "congormu," "lambemu," dan "matamu" sering digunakan sebagai bentuk ekspresi kebencian terhadap suatu hal atau situasi yang menjengkelkan. Meskipun begitu, kaum terpelajar Jawa mencoba menggunakan opsi kata yang lebih halus, seperti "sirah," sebagai alternatif.

4. Sensitivitas dan Potensi Konflik dalam Penggunaan Kata-Kata Kasar

Penting untuk memahami sensitivitas penggunaan kata-kata kasar, terutama di dalam konteks yang formal dan politis.

Ucapan yang merujuk pada anggota tubuh dengan bahasa kasar cenderung bersifat sensitif dan dapat memicu konflik, terutama jika diucapkan kepada orang yang belum dikenal.

Oleh karena itu, perlu adanya kehati-hatian dalam menggunakan kata-kata yang memiliki potensi merugikan dan menimbulkan ketegangan di masyarakat.

Penutup: Munculnya kata "Ndasmu Etik" dalam pidato politik memicu perbincangan luas tentang etika dalam berbicara, terutama di dunia politik yang seharusnya lebih mengedepankan sikap profesional.

Melalui artikel ini, kita dapat lebih memahami makna dan kontroversi di balik kata-kata tersebut, serta pentingnya kehati-hatian dalam menggunakan ungkapan yang dapat memicu ketegangan di tengah masyarakat.***

Editor: Ludvia Tria Fitriani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x