Network
MEDIA BLITAR - Simak informasi biodata profil Jeniaty Rike yang lagi viral di TikTok. Dalam dunia pemerintahan, keputusan seseorang untuk mundur dari jabatannya seringkali menjadi sorotan dan perbincangan hangat.
Begitu pula dengan Jeniaty Rike Ekawaty, yang mendadak viral setelah mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Camat Rantepao.
Kabar ini menghebohkan masyarakat, terutama karena dikabarkan melibatkan nama Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang, sebagai salah satu faktor penyebabnya.
Artikel ini akan merinci profil, biodata, dan alasan di balik keputusan kontroversial Jeniaty Rike.
Biodata Profil Jeniaty Rike
Jeniaty Rike Ekawaty, atau yang akrab disapa Jeni, adalah seorang perempuan kelahiran Ba’lele, Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Sebagai putri sulung dari pasangan Phiter Tangke Rombe dan Alfrida Rassi, Jeni mengikuti jejak ayahnya yang pernah menjabat sebagai Sekda kabupaten Paniai, Papua.
Ia menempuh pendidikan di SMA 1 Nabire, Papua, dan memulai karirnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas.
Biodata Jeniaty Rike
Nama lengkap: Jeniaty Rike Ekawaty
Nama panggilan: Jeni
Daerah asal: Ba’lele, Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan
Orang tua: Phiter Tangke Rombe dan Alfrida Rassi
Pekerjaan: Camat Rantepao
Kewarganegaraan: Indonesia
Alasan Mengundurkan Diri
Pengunduran diri Jeniaty Rike menjadi perhatian publik ketika surat pengunduran dirinya tersebar luas di grup WhatsApp pada 13 Desember 2023.
Alasan yang disebutkan dalam surat tersebut adalah prinsip hidup dan ketidaknyamanan dalam kondisi kerja.
Kabar yang beredar menyebutkan bahwa Jeni merasa dipermalukan di depan publik oleh Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang, saat acara apel gabungan.
Rumor ini berkembang dari permintaan Bupati terkait laporan penjualan payung untuk dana panitia Natal Pemda Toraja Utara.
Penjelasan dari Pihak Bupati
Yohanis Bassang, Bupati Toraja Utara, membantah rumor yang menyebutkan bahwa ia mengusir dan mempermalukan Jeniaty Rike di depan publik.
Ia menjelaskan bahwa larangan mendekati Jeni saat itu disebabkan oleh keadaan podium yang licin dan banyak genangan air.
Walaupun kabar viral tersebut telah menyebar, Jeniaty Rike tetap melanjutkan tugasnya di kantor Camat Rantepao.
Dengan mengungkap profil, biodata, dan alasan di balik keputusan mengundurkan diri Jeniaty Rike sebagai Camat Rantepao, kita dapat lebih memahami dinamika di balik peristiwa tersebut.
Meskipun terjadi kontroversi, informasi ini memberikan gambaran menyeluruh tentang perjalanan dan keputusan yang diambil oleh seorang pejabat publik.***
