Dalam kajiannya itu ia meneliti lebih dari 4.000 orang Amerika yang berusia 18 hingga 87 tahun yang mencakup berbagai kategori seperti pekerjaan, identitas seksual dan gender, dan afiliasi politik dan agama.
Tiga poin dalam BDSM secara garis besar adalah bondage and discipline, dominance and submission, serta sadism and masochism.
Istilah dari poin-poin tersebut berkaitan dengan istilah perbudakan, penyerahan, dan sadisme hingga mengacu pada praktik seks.
Lehmiller menemukan ada berbagai macam bentuk fantasi, yang kemudian ia bagi dalam tiga kategori, yaitu seks berkelompok, BDSM (perbudakan, dominasi/penyerahan diri, sadomasokisme) dan tipe kebaruan atau petualangan.
Baca Juga: Irjen Toni Harmanto Ditunjuk Sebagai Kapolda Jatim, Berikut Rekam Jejak Karir Sebagai Polri
Dalam tiga klasifikasi itu tipe perbudakan atau sadomasokisme dan tipe petualangan seks di lokasi baru adalah fantasi yang paling populer.
Berdasarkan penelitian tersebut, terdapat perbedaan fantasi pria dan wanita. Perempuan lebih cenderung berfantasi tentang pengalaman sesama jenis dan BDSM, dibandingkan laki-laki.
Sementara laki-laki lebih cenderung memiliki fantasi yang lebih erotis seperti crossdressing atau menjurus pada fantasi dengan banyak pemikiran tabu.
Sebenarnya orang yang lebih sering difantasikan adalah kekasih kita saat ini. Hal ini, lanjut Lehmiller, dikarenakan fantasi seringkali dirancang untuk memenuhi kebutuhan emosional kita, seperti merasa dicintai, diinginkan, dan kompeten secara seksual.