Oleh karena itu berfantasi tentang pasangan lebih mampu memberi kita apa yang kita butuhkan pada saat itu.
Dia menemukan, orang-orang berkepribadian ekstrovert lebih suka berfantasi tentang seks kelompok dan non-monogami. Ini masuk akal karena mereka suka bertemu orang baru.
Orang yang kerap mengasihani dan mementingkan kesejahteraan orang lain cenderung kurang berfantasi tentang BDSM, perselingkuhan, dan seks tanpa emosi. Pola ini masuk akal karena mereka tidak ingin menyakiti siapa pun.
Mereka yang pada kehidupan sehari-hari lebih detail,saat berfantasi mereka akan lebih memperhatikan hal-hal seperti di mana fantasi terjadi.
Fantasi yang melibatkan konten seks yang emosional dan mencoba hal-hal baru akan terjadi pada mereka yang pada kesehariannya belum mampu mengatasi stress.
Lehmiller juga mengatakan bahwa berfantasi memberi kita kesempatan untuk mengubah hal-hal yang mungkin tidak kita sukai tentang diri kita.
Penelitian menunjukkan Fantasizing dapat memacu hasrat dan gairah seksual dan berbagi fantasi dengan pasangan berarti kita merasa percaya diri dalam hubungan kita.
Tetapi harus dimulai dengan hati-hati dan pelan-pelan. Lehmiller mengatakan bahwa pertimbangkan apakah fantasi Anda sebenarnya adalah sesuatu yang ingin Anda alami.
Ada beberapa hal yang bisa berdampak buruk saat kita ingin merealisasikan fantasi yang kita khayalkan. Jadi, kata Lehmiller, pastikan untuk mempertimbangkan berbagai dampak dan risiko sebelum mengambil langkah itu.***