Network
MEDIA BLITAR - Kepala Asosiasi Penyanyi Korea, Lee Ja Yeon, dikabarkan mendesak BTS dan agensinya untuk mempertimbangkan keputusan mereka baru-baru ini untuk menghentikan aktivitas grup dan alih-alih lebih fokus pada proyek solo.
Lee Ja Yeon mengatakan bahwa hal itu akan menyebabkan dampak negatif yaitu berdampak pada demam global untuk hallyu.
Dikutip dari The Korea Times, Lee Ja Yeon mengatakan, "Saya khawatir bahwa gelombang Korea yang berpusat di sekitar BTS, yang memiliki kekuatan lunak budaya terkuat di Korea dan dunia, dapat memudar seperti kemenangan 'second Beatles'. Tidak datang dengan mudah, tidak mungkin ada 'BTS kedua', jadi saya khawatir hallyu akan dipotong."
Baca Juga: 5 Manfaat Memiliki Dana Darurat, Salah Satunya Bisa Membuat Hidup Lebih Tenang
Kemudian dia melanjutkan, "Anda mungkin telah membuat keputusan setelah pertimbangan mendalam, tetapi apakah Anda akan mempertimbangkan kembali (penarikan keputusan) demi industri musik Korea?"
Lee Ja Yeon mengklaim bahwa jika tidak ada BTS artinya tidak ada "Army".
Klub penggemar BTS itu mengatakan bahwa banyak dari mereka adalah pengikut hallyu. Hal itu juga akan mengakibatkan penurunan pariwisata terkait hallyu.
Tentang wajib militer yang dihadapi anggota BTS yang diyakini menjadi salah satu alasan keputusan mereka untuk fokus pada kegiatan solo, Lee Ja Yoen meminta pemerintah dan Majelis Nasional untuk merevisi Undang-Undang Militer untuk membebaskan bintang musik pop dari tugas militer seperti atlet dan artis dengan kinerja terbaik.
Baca Juga: DAFTAR Top Skor, Klasemen, dan Hasil Terbaru Voli Dunia VNL Putra, 23 Juni 2022: Brazil Terjun Bebas
