Sembari menunggu waktu yang tepat untuk memberangkatkan Nedim/, ia terus mengawasi setiap gerak gerik semua anggota keluarga.
Nurten, pembantu rumah tangganya juga memiliki kontribusi besar dalam pengawasan ini. Dari Nurten pula, Agah mengetahui bahwa Cemre masih terus mendatangi kamar Nedim.
Meskipun sudah menikah dengan Cenk, ternyata Cemre tidak tidur satu ranjang dengan anak pertamanya itu.
Melihat kejanggalan ini, Agah terus mengamati gerak gerik Seniz yang juga menyimpan penganiayaan ini dari dirinya.
Agah melihat kejanggalan, ia terus ditunjukkan atas pertengkaran antara ibu dan anak laki-laki ini. Begitu penasarannya Agah atas pertengkaran yang tidak kunjung usai ini.
Ia merasa pasti ada yang disembunyikan oleh kedua ibu dan anak ini, yang tidak diberitahukan kepada dirinya.
Pada suatu hari, ia mencurigai apakah anak yang dikandung oleh Ceren adalah benar-benar anak dari Nedim.
Karena pada kenyataannya, Nedim mengalami kelumpuhan dan Ceren sangat membenci Nedim. Sangat tidak mungkin istri keponakannya itu mendahului keinginan Nedim.