8 Atlet Bulutangkis Putri Tersukses Indonesia: Era Susy Susanti hingga Greysia Polii!

19 September 2021, 16:37 WIB
Susy Susanti (kiri) dan pasangan Greysia Polii – Apriyani Rahayu / Pikiran Rakyat Pangandaran/

MEDIA BLITAR – Bulutangkis merupakan cabang olahraga (cabor) andalan Indonesia di pelbagai major event, seperti Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games.

Mungkin acap kali terdengar di telinga masyarakat Indonesia dengan prestasi pemain bulutangkis putra Indonesia, seperti Alan Budikusuma, Ardy B. Wiranata, Ricky Subagja/Rexy Mainaky, Taufik Hidayat, dan kawan-kawan.

Ya, prestasi atlet bulutangkis putra memang unggul. Salah satunya yakni sukses memboyong Piala Thomas total sebanyak 13 kali.

Baca Juga: SEJARAH BARU BULUTANGKIS INDONESIA: Ganda Putri Greysia Polii-Apriyani Menang Final Olimpiade Tokyo

Meski begitu, atlet bulutangkis putri Indonesia tak boleh dipandang sebelah mata. Pasalnya, pada penyelenggaraan Olimpiade Barcelona 1992, cabor bulutangkis pertama kali dipertandingkan dan mendulang emas bagi kontingen Indonesia.

Lewat tangan Susy Susanti, bendera merah putih dan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” pun sukses berkumandang.

Selain Susy Susanti, berikut ini Media Blitar merangkum 8 atlet bulutangkis putri tersukses Indonesia di era Susy Susanti hingga Greysia Polii:

Baca Juga: BREAKING NEWS: Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Ganda Putri Bulutangkis Indonesia Raih Medali Emas

  1. Susy Susanti.

Susy Susanti menjadi pebulutangkis nomor tunggal putri tersukses yang pernah dimiliki Indonesia. Seperti diwartakan sebelumnya, ia berhasil mencuri kemenangan atas wakil Korea Selatan sekaligus musuh bebuyutannya, Bang Soo-hyun di final Olimpiade Barcelona 1992.

Melawan tunggal putri andalan Korea Selatan, Susy Susanti mengemas tiga set, 5-11, 11-5, dan 11-3 hingga kemudian memastikan emas untuk Indonesia.

Kesuksesan Susy Susanti masih terus berlanjut. Di era 90-an, Susy menjadi pebulutangkis paling ditakuti dan sukses merai berbagai gelar kejuaraan terbuka.

Ganasnya permainan Susy Susanti yang mengandalkan rally dan menyerang, membuatnya hanya bisa dikalahkan oleh segelintir atlet saja. Itupun hanya dari negara supremasi bulutangkis, seperti China dan Korea Selatan.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING INDOSIAR Greysia Polii dan Apriyani Final Bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020

  1. Mia Audina.

Selain nama besar Susy Susanti, ada nama lain yang sebenarnya digadang-gadang menjadi tunggal putri andalan tanah air. Ia adalah Mia Audina.

Sosoknya yang mungil dan lincah, kali pertama mencuri perhatian ketika melawan Zhang Ning di partai final Uber Cup 1994 di Jakarta. Saat itu, Mia Audina yang baru saja memasuki usia 14 tahun menjadi penentu kemenangan Tim Uber Indonesia.

Meladeni tunggal putri andalan China, Mia Audina dipaksa bermain ketat dan menguras tenaga. Namun dengan semangat membara, Mia berhasil membawa Piala Uber berlabuh ke pangkuan Ibu Pertiwi dengan kemenangan 11-7, 10-12, dan 11-4. Maka, tak salah jika Mia Audina dijuluki sebagai ‘si Anak Ajaib’.

Baca Juga: Besok Siang Jadwal Greysia Polii - Apriyani Rahayu Final Bulutangkis Olimpiade Tokyo Live Indosiar

Dua tahun setelah itu, tepatnya di Olimpiade Atlanta 1996, Mia Audina kembali mengukir prestasi. Ia sukses mempersembahkan medali perak usai kalah dari wakil Korea Selatan, Bang Soo-Hyun di final.

Sementara Susy Susanti meraih medali perunggu yang sebelumnya di babak semifinal kalah oleh Bang Soo-Hyun.

Akan tetapi di tahun 2000, Mia memutuskan untuk pindah kewarganegaraan Belanda. Itu terjadi lantaran ia menikah dengan Tylian Arlo Lobman di tahun 1999.

  1. Liliana Natsir.

Kini beralih ke sektor ganda campuran. Meski tak terhitung lagi berapa jumlah gelar juara Liliana Natsir, rupanya ‘butet’ memiliki kisah pilu. Ia harus meninggalkan bangku sekolah dasar di Manado untuk mengejar mimpinya menjadi atlet bulutangkis.

Baca Juga: Hasil Semifinal Bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020: Chen Long Unggul atas Anthony Ginting

Usahanya pun tak sia-sia. Liliana Natsir meraih medali perak di Olimpiade Beijing 2008 bersama Nova Widianto usai kalah dari ganda campuran Korea Selatan, Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung, 11-21 dan 17-21.

Puncak kesuksesan Liliana Natsir ketika dirinya mampu mencetak hattrick All England 2013 sampai dengan 2014 bersama partner barunya, Tontowi Ahmad. Sukses pasangan ini juga berlanjut di Olimpiade Brazil 2016 yang berhasil menyabet medali emas usai menjegal wakil Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, 21-16 dan 21-15.

  1. Maria Kristin Yulianti.

Maria Kristin Yulianti merupakan mantan atlet bulutangkis putri Indonesia yang juga sukses. Kepada lawan-lawannya di lapangan, Maria Kristin Yulianti kerap memberikan pukulan kejutan.

Baca Juga: Jadwal Main Anthony Ginting Hari Ini di Indosiar: Semifinal Bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020

Puncaknya terjadi di Olimpiade Beijing 2008. Di babak semifinal, Maria Kristin kalah atas andalan China, Zhang Ning dengan dua set langsung, 15-21 dan 15-21.

Hingga pada perebutan medali perunggu, Maria Kristin yang dikenal dengan permainannya yang terkesan malas itu sukses membuat wakil China lainnya, Lu Lan terpukul hingga menangis.

Maria Kristin menumbangkan Lu Lan dengan rubber game, 7-21 , 21-10 , 21-12. Hingga terakhir di era Maria Kristin, belum ada lagi pebulutangkis tunggal putri Indonesia yang naik podium di Olimpiade.

  1. Vitta Marisa.

Meski belum pernah mencicipi medali pada ajang Olimpiade, namun sosok Vitta Marisa menjadi pemain putri terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

Baca Juga: Profil Flandy Limpele, Pelatih Bulutangkis Asal Indonesia Bawa Ganda Malaysia Kalahkan Minions and The Daddies

Buktinya, Vitta Marisa sukses menorehkan prestasi di dunia bulutangkis dengan 6 pasangan berbeda di nomor ganda campuran.

Dengan Flandy Limpele (Asia Championship 2008), Nova Widianto (Asia Championship 2003), Muhammad Rijal (Japan Open 2008), Tony Gunawan (U.S. Open GPG 2012), Hendra Aprida Gunawan (Chinese Taipei Open GPG 2010), dan Praveen Jordan (Indonesia Open GPG 2013).

Bersama Flandy Limpele, ia juga sukses menjadi semifinalis Olimpiade Beijing 2008, namun kalah saat perebutan medali perunggu melawan wakil China, He Hanbin/Yu Yang.

  1. Debby Susanto

Debby Susanto juga merupakan pebulutangkis Indonesia yang gemilang dengan prestasinya. Meski belum berkalungkan medali Olimpiade, namun Debby Susanto berhasil menjuarai ajang prestisius All England 2016.

Baca Juga: JADWAL Lengkap Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Final Bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020, Juara!

Berpasangan dengan Praven Jordan, mereka sukses menumbangkan wakil China yang merupakan unggulan 1, Zhang Nan/Zhao Yunlei di babak semifinal dengan skor 21-19 dan 21-16.

Sementara di babak final, mereka menjegal wakil Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen dengan skor 21-12, 21-17.

Sebelumnya, Debby Susanto dan Muhammad Rijal gagal menjadi wakil Indonesia di Olimpiade London 2012 karena tak memenuhi target.

Sementara di Olimpiade Rio, Brazil 2016, Debby yang berpasangan dengan Praven Jordan terhenti oleh kompatriotnya di babak 8 besar, Tontowi Ahmad/Liliana Natsir.

Baca Juga: FAKTA Menarik Mitzi Abigail, Pacar Anthony Ginting: Mantan Atlet Bulutangkis, Putri Konglomerat

  1. Greysia Polii dan Apriyani Rahayu

Atlet bulutangkis Indonesia sukses lainnya versi Media Blitar ada pasangan Greysia Polli dan Apriyani Rahayu. Prestasi teranyarnya yakni menyabet medali emas Olimpiade Tokyo 2020 dengan melibas wakil China, Chen Qingchen/Jia Yifan dengan skor 21-18 dan 21-15.

Sebelumnya, Greysia Polii di Olimpiade 2016 gagal melangkah ke semifinal bersama pasangannya, Nitya Krishinda Maheswari. Mereka terhenti atas wakil China, Tang Yuanting/Yu Yang.

Baik berpasangan dengan Nitya dan Apriyani, Greysia Polii menorehkan prestasi cemerlang. Bersama Nitya, ia sukses naik podium di Asian Games 2014 mengalahkan wakil Jepang.

Apriyani juga menjadi pebulutangkis muda yang sukses serta digadang-gadang akan membangkitkan sektor ganda putri Indonesia.***

Editor: Farra Fadila

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler