Saksikan Fenomena Langka Blue Moon, Hiasi Langit Malam Indonesia Minggu Malam 22 Agustus 2021

20 Agustus 2021, 11:14 WIB
Saksikan Fenomena Langka Blue Moon, Hiasi Langit Malam Indonesia Minggu Malam 22 Agustus 2021 /Pixabay/Aktivedia/

MEDIA BLITAR - Pekan ini adalah waktu yang tepat menikmati keindahan fenomena Bulan Biru atau Blue Moon yang akan menghiasi langit malam. Apalagi fenomena ini disebut sangat langka.

Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangerang mengatakan bahwa kemunculan Bulan Biru atau Blue Moon sangat langka.

Lalu apa itu Bulan Biru atau dalam bahasa Inggris disebut Blue Moon?

Baca Juga: Ini Dia Fenomena Astronomi Pekan Ini, 1 Agustus hingga 8 Agustus 2021

Dilansir dari laman resmi Lapan, Andi Pangerang membedakan dua defenisi Bulan Biru yakni Bulan Biru Musiman (Seasonal Blue Moon), dan Bulan Biru bulanan (Monthly Blue Moon.

  1. Bulan Biru Musiman (Seasonal Blue Moon), yakni Bulan Purnama ketiga dari salah satu musim astronomis yang di dalamnya terjadi empat kali Bulan Purnama.
  2. Bulan Biru bulanan (Monthly Blue Moon), yakni Bulan Purnama kedua dari salah satu bulan di dalam kalender Masehi yang di dalamnya terjadi dua kali Bulan Purnama.

Andi menjelaskan bahwasanya asal-usul historis istilah ini Bulan Biru dan dua definisinya sebenarnya masih simpang siur dan kebanyakan pihak menganggapnya sebagai kesalahan interpretasi.

Baca Juga: Ahli Spiritual Ungkap Fenomena dan Kejadian yang Terjadi di Malam 1 Suro

Istilah ini sebenarnya sudah ada setidaknya sejak 400 tahun yang lalu dari penelusuran saat ini, yang mana seorang penutur cerita rakyat berkebangsaan Kanada, Dr. Philip Hiscock, mengusulkan bahwa penyebutan “Bulan Biru” bermakna bahwa ada hal yang ganjil dan tidak akan pernah terjadi.

Bulan Biru Musiman

Purnama pada 22 Agustus 2021 mendatang termasuk ke dalam Bulan Biru Musiman.

Di dalam Almanak Petani Maine di Amerika Serikat, purnama ini dinamakan sebagai Purnama Sturgeon dikarenakan pada bulan Agustus, ikan Sturgeon (ikan penghasil kaviar) muncul ke permukaan danau sehingga mudah ditangkap.

Baca Juga: Fenomena Surya Pethak Buat Matahari Memutih dan Suhu di Permukaan Bumi Mendingin. Apa itu Surya Pethak?

Purnama ini juga memiliki nama lain: Purnama Jagung Hijau (Green Corn Moon), Purnama Ceri Hitam (Black Cherry Moon) dan Purnama Terbang Tinggi (Flying Up Moon).

Bulan Biru Musiman terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, sebelumnya pernah terjadi pada 19 Mei 2019 dan 22 Mei 2016. Fenomena ini akan terjadi kembali pada 20 Agustus 2024 dan 20 Mei 2027 mendatang.

Bulan Biru Bulanan

Bulan Biru Bulanan juga terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, sebelumnya pernah terjadi pada 31 Juli 2015 dan 31 Januari 2018. Fenomena ini akan terjadi kembali pada 31 Agustus 2023 dan 31 Mei 2026 mendatang.

Andi Pangeran mengatakan definisi Bulan Biru yang lebih populer, yaitu Bulan Purnama kedua dalam salah satu bulan kalender Masehi.

Hal ini disebabkan oleh kesalahan penafsiran yang pada mulanya dibuat oleh seorang astronom amatir, James Hugh Pruett (1886–1955) dalam majalah Sky & Telescope edisi 1946.

Baca Juga: Hujan Meteor Perseid, Saat yang Tepat Membuat Permohonan Dapat Jodoh Misalnya

Bulan Biru Langka

Masyarakat pada umumnya menyebut fenomena Bulan Biru ini adalah kejadian yang sangat langka. Namun, seberapa Langka Bulan Biru Terjadi?

“Bulan Biru Musiman terjadi sedikit lebih jarang daripada Bulan Biru bulanan,” papar Andi dilansir dari Lapan oleh MEDIA BLITAR, Jumat 20 Agustus 2020.

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, Bulan Biru Bulanan dapat terjadi jika Bulan Purnama terjadi di sekitar awal bulan Masehi.

Hal ini dikarenakan rata-rata lunasi sebesar 29,53 hari lebih pendek dibandingkan dengan 11 bulan dalam kalender Masehi.

Bulan Biru Musiman terjadi sedikit lebih jarang daripada Bulan Biru bulanan sehingga dalam 1100 tahun antara 1550 dan 2650, ada 408 Bulan Biru Musiman dan 456 Bulan Biru Bulanan.

Baca Juga: Simak Berikut: Asal Usul Adanya Fenomena Nama Dari Strawberry Supermoon Atau Bulan Strawberry?

Dengan demikian, baik musiman maupun bulanan, Bulan Biru terjadi kira-kira setiap dua atau tiga tahun.

Bulan Biru yang benar-benar berwarna biru dapat terjadi sangat langka dan tidak ada hubungannya dengan kalender, fase Bulan atau jatuhnya musim, melainkan akibat dari kondisi atmosfer.

Abu vulkanik dan kabut asap, droplet di udara, atau jenis awan tertentu dapat menyebabkan Bulan Purnama tampak kebiruan.

Dalam keterangannya tersebut Andi mengungkapkan bahwa walaupun namanya adalah Bulan Biru, sebenarnya warnanya tak benar-benar berwarna biru.

“Bulan Biru hakikatnya TIDAK BENAR-BENAR BIRU! Lho,” tulis Andi.

“Bulan Biru yang benar-benar berwarna biru dapat terjadi sangat langka dan tidak ada hubungannya dengan kalender, fase Bulan atau jatuhnya musim, melainkan akibat dari kondisi atmosfer,” tegas Andi.

Andi mengatakan bahwa warna biru tersebut berasal dari abu vulkanik dan kabut asap, droplet di udara, atau jenis awan tertentu dapat menyebabkan Bulan Purnama tampak kebiruan.

 

***

Editor: Annisa Aprilya Putri

Sumber: Instagram @lapan_ri

Tags

Terkini

Terpopuler