KH Samian dan Masudin Dikabarkan Meninggal Usai Hirup Napas Pasien Covid-19, Ini Faktanya

17 Juli 2021, 14:50 WIB
KH Samian dan Masudin Dikabarkan Meninggal Usai Hirup Napas Pasien Covid-19, Ini Faktanya /tangkap layar facebook/Muhammad Hudha/

 

MEDIA BLITAR – Belakangan ini, beredar sebuah video yang merekam aksi dua orang pria berpeci hitam yang sedang menghirup napas seorang pasien positif Covid-19. Kedua pria tersebut terlihat dengan sengaja mendekati dan menghirup napas pasien yang menggunakan selang oksigen tanpa mengenakan alat pelindung diri (APD).

Kedua pria itu diduga merupakan KH Samian dan Masudin, pakar terapi syaraf yang berniat menyembuhkan pasien. Video tersebut menjadi semakin viral setelah pakar terapi yang bersangkutan dikabarkan baru saja meninggal dunia.

"KH Samian. Detik detik virus covid nampak jelas, 17-4-2021 pukul 22.00 WIB…," tulis keterangan dalam video seperti dikutip Media Blitar dari kanal YouTube Miftah’s TV.

Baca Juga: Disuntik Vaksin, Kiai Hasan Mutawakkil: Vaksin AstraZeneca ini Hukumnya Halalan dan Thoyyiban

Saat ini, pakar terapi yang diduga bernama Masudin itu dikabarkan meninggal dunia pada hari Selasa, 13 Juli 2021 lalu. Kabar bahwa KH Samian terpapar dan Masudin meninggal dunia setelah menghirup napas pasien yang positif Covid-19 ini menjadi sorotan publik. Pasalnya, netizen mengira bahwa KH Samian yang dimaksud adalah KH Sami'an Muharram, pengasuh PP. An-Nasyath Mlangi sekaligus Rois Syuriah PCNU Sleman.

Video ini diunggah dengan narasi bahwa mereka berdua kini terpapar Covid-19 dan salah satunya meninggal dunia setelah menghirup napas pasien tersebut melalui akun Facebook Muhammad Hudha  pada 14 Juli 2021 kemarin.

"BERAGAMA DENGAN KEBODOHAN BANYAK MERUGIKAN. Ini adalah salah satu contoh dari sekian peristiwa berbeda tentunya. Seseorang yang tidak percaya akan Covid-19 merekam dirinya dan orang lainya untuk membuktikan Corona tidak ada.

Baca Juga: Negara Bagian Victoria di Australia, Rencanakan Perpanjang Lockdown Karena Kasus Covid-19 Masih Tinggi

Orang yang sakit karena Corona disuruh buang napas, kemudian sama orang yang sehat nafas tadi dimasukkan ke mulutnya 2 kali dengan menggunakan telapak tangannya.

Dua orang yang sehat akhirnya terpapar Covid-19. Yang pertama KH. Sami'an selamat, dan Muhammad Masudin (MR MASUDIN) meninggal karena terlambat dibawa ke rumah sakit, karena bersikeras bukan covid-19. GEMATI," tulis Muhammad Hudha.

Akan tetapi, ternyata kabar tersebut adalah hoax. Pasalnya dalam video tersebut tertera tanggal 17 April 2021. Padahal, KH. Sami'an sendiri telah meninggal dunia pada 23 Februari 2021 setelah sebelumnya dirawat di ICU Jantung RS Sardjito Yogyakarta. Sedangkan, Masudin dikabarkan baru saja meninggal dunia pada tanggal 13 Juli 2021 lalu. Selain itu, seseorang yang mengaku sebagai salah satu  kerabat Masudin juga membantah kabar hoax ini di kolom komentar.

Baca Juga: WHO Usulkan Studi Fase Kedua di China dan Audit Laboratorium, Usut Asal-usul Covid-19

"Ini FITNAH. Saya selaku keluarga akan menempuh jalur hukum jika tidak segera mengklarifikasi. Bapak Masudin meninggal karena komplikasi, sama sekali TIDAK ADA indikasi terpapar Covid, dan pemakaman pun secara biasa, tidak memakai protokol Covid," tulis akun Raafidh.

Sebelumnya, Masudin sendiri telah membuat video klarifikasi sekaligus permintaan maaf melalui akun Instagram pribadinya, @mr.masudinjombang.

"Hari ini, hari Jumat tanggal 11 Juni 2021. Saya mau mengklarifikasi sekaligus permohonan maaf karena ada video yang masuk ke IG. Video tersebut adalah video kunjungan kepada sahabat kami, almarhum H. Rochim di salah satu rumah sakit. Video itu untuk dokumen pribadi karena beliau sakit. Harusnya dikirim video terapi telinga yang diuji oleh Kyai Samian lewat WA, entah kenapa masuk ke IG," ucap Masudin.

Baca Juga: Hal Yang Tidak Perlu Dilakukan Saat Pandemi Covid-19 Menurut dr. Faheem Younus, Ini Daftarnya!

Masudin dikenal sebagai sosok terapis yang ahli mengobati pasien tuna rungu. Semasa hidupnya, Masudin pernah meraih berbagai penghargaan. Mulai dari pemegang Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk kategori terapi tercepat maupun Centurion World Record, penghargaan kelas dunia dari Amerika Serikat.***

Editor: Farra Fadila

Sumber: youtube Miftah's TV

Tags

Terkini

Terpopuler