Dela si Burung Layang Layang, Baca Cerita Anak Mengasikkan di Sini!

11 Februari 2021, 06:40 WIB
Ilustrasi dongeng Della si Burung Layang-layang /Pixabay/Liziart/

MEDIA BLITAR – Cerita dari Dela bisa menjadi pilihan untuk dongeng malam sebelum tidur. Dongeng ini, diceritakan oleh Widya Suwarna.

Simak kisah dari Dela si Burung Latang-layang di sini.

Sekelimpok burung laying-layang sedang latihan terbang jauh. Tak lama lagi musim dingin tiba. Mereka akan mengungsi ke negeri tropis.

“Tinggal dua kali latihan, sesudah itu ka­mi akan berangkat. Oh, senangnya. Di negeri musim panas matahari bersinar sepanjang ha­ri. Pemandangan pun sangat indah!” pikir Dela, seekor burung layang-layang muda. Inilah pertama kalinya ia akan ikut terbang jauh ke negeri tropis, ke sebuah bukit tak jauh dari la­pangan terbang.

Baca Juga: Lagi Ramai! Orang yang Bukan Prioritas, Menerima Vaksin Covid-19 Lebih Dulu, Apa Akibatnya?

Sambil terbang berkelompok, Dela mem­bayangkan senangnya bercengkerama bersa­ma kawan-kawan sesama burung layang-la­yang muda, di negeri indah yang akan dikun­junginya.

Tiba-tiba pemimpin memberi aba-aba. “Cepat menukik dan terbang rendah. Ada pe­sawat terbang!”

Kelompok burung layang-layang itu ter­bang rendah. Karena belum ber­pengalaman dan takut akan gemuruh mesin pesawat, Dela bertubrukan dengan se­ekor burung layang-la­yang yang besar dan kuat. Sayapnya patah dan Dela terpaksa mendarat. Kawan-kawannya te­tap melanjutkan terbang tinggi setelah pesa­wat terbang itu berialu.

Habislah harapan Dela. Tak mungkin ia ikut terbang ke negeri yang jauh. Beberapa hari lagi kawannya sudah akan be­rangkat.

Baca Juga: Bentuk Hidung dan Pelipis Tunjukkan Karakter Ayu Ting Ting, Pakar Wajah: Seorang yang Agresif

“Wah, kamu tak bisa ikut kawan-kawan­mu ke negeri tropis, ya. Pergilah ke rumah di sudut jalan itu. Ada wanita tua yang bersedia menampung burung-burung yang tak bisa mencari makan,” kata si burung nuri, “terma­suk burung yang bodoh seperti kamu.”

Dela tersinggung.

“Aku tidak bodoh,” katanya ketus. “Aku kena musibah. Gara-gara kapal terbang ce­laka itu, aku bertabrakan dengan burung lain dan sayapku sakit.”

“Kalau tidak bodoh, kamu tidak akan ta­brakan. Lagipula kamu bingung kan seka­rang?” sahut Burung Nuri. “Kalau tak mau de­ngar nasihatku, terserah.”

Baca Juga: INFO COVID-19 RABU 10 FEBRUARI 2021 KAB. BLITAR: Ditemukan 23 Kasus Positif, 38 Sembuh, 5 Meninggal

“Aku tak bisa ke sana. Sayapku sakit,” kata Dela.

“Harus bisa tahan. Di sana kamu akan dirawat dan diberi makan. Kalau mau menye­rah kalah dan menyesali nasib boleh juga. Pa­ling-paling kamu mati di sini,” kata Burung Nu­ri.

Walaupun kata-katanya keras, apa yang dikatakan burung nuri itu benar juga. Maka Dela pun berangkat dengan menahan sakit. Si Burung Nuri yang ketus cukup berbaik hati mengantarnya.

Di rumah wanita tua itu ada seekor bu­rung kakaktua. Tampaknya ia sudah kenal dengan si Burung Nuri. Keduanya berceloteh.

Waita tua pemilik rumah kemudian datang memeriksa Deia. Dua minggu iagi engkau akan sembuh.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 11 Februari: Aldebaran Ungkap Reina Anak Kandung Andin, Kembali Bersatu!

“Deta tetap murung. Dua minggu cukup Kawan-kawannya pasti sudah berangkat. Haruskah selama musim dingin ia tinggal di situ? Dan si Burung Nuri yang menyebal­kan juga katanya akan menumpang di sana. Kelihatannya Kakaktua itu pun cukup nyinyir.

“Kali lain kalau diajarkan apa-apa, perha­tikan sungguh-sungguh. Kamu tidak akan ta­brakan dengan kawanmu kalau kamu tahu mengikuti irama kecepatan turun. Masih muda jangan suka sok aksi,” komentar si Kakaktua ketika mendengar cerita kecelakaan Dela.

Dela ingin melawan, tapi ia kan menum­pang di sana. Masa ribut dengan penghuni la­ma? Jadi, mau tak mau ia diam dan terpaksa bersabar.

Hari demi hari berlalu. “Bila sudah sem­buh, aku akan pindah ke tempat lain. Tapi ke mana? Aku tidak tahu di mana lagi ada tempat bernaung,” pikir Dela dengan gundah.

Baca Juga: Sinopsis Film The Forbidden Kingdom, Aksi Jackie Chan Bebaskan Jet Li si Raja Kera

Si Burung Nuri sering pergi dan datang kembali. Selalu ia membawa cerita baru dan si Kakaktua selalu mendengarkan dengan semangat. Lambat laun Dela juga menyukai kawannya yang cerewet dan mulai banyak bercakap dengan mereka berdua.

Suatu hari si Burung Nuri berkata, “Ka­lau kamu berani kamu bisa pergi ke negeri tro­pis menyusul kawan-kawanmu.”

“Caranya?” tanya De­la. Wah, bukan main senangnya kalau memang bisa.

“Ada rombongan sirkus yang akan ber­angkat naik kapal laut ke negeri tropis. Kamu ikut saja rombongan itu. Tapi kamu harus bisa bergaul. Jangan sombong dan lekas marah. Aneka ragam hewan ikut dan kamu harus ta­hu membawa diri,” si Burung Nuri menjelaskan.

Baca Juga: Ibunda Amanda Manopo Buka-bukaan Soroti Hubungan Billy Syahputra dan Amanda Manopo

Baca Juga: Tajir Melintir Pesona Duo Sultan, Adu Gaya Nagita Slavina dan Momo Geisha saat Kenakan Dress yang Sama

“Aku mau mencoba. Terima kasih. Yang mana kapalnya?” tanya Dela.

Si Burung Nuri bersedia mengantarkan ke pelabuhan. Mereka berangkat ke pelabuh­an dan Dela pun masuk ke kapal, la harus mengalahkan rasa takutnya karena di kapal juga ada harimau, gajah, dan beruang yang besar, la pun harus bisa bergaul dengan mo­nyet-monyet yang usil dan tidak kalah cerewetnya dengan si Burung Nuri.

Tapi untunglah Dela bukan lagi burung layang-layang muda yang mudah menyerah pada keadaan, la sudah bisa mengatasi ke­sulitan.

Dan seminggu kemudian kawan-kawan Dela di bukit tropis yang indah dekat lapangan terbang keheranan melihat Dela sanggup me­nyusul mereka. Dela pun bergembira. Akhir­nya terkabul juga apa yang didambakannya, walaupun ia harus mengatasi kesulitan-kesu­litan lebih dahulu. Kalau ada kesulitan, me­mang tidak boleh menyerah kalah. Harus di­hadapi dengan tabah.

***

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: Buku Kumpulan Dongeng Bobo

Tags

Terkini

Terpopuler