Network
Meskipun tidak dapat melihat sama sekali, ia unggul dalam pendidikannya dan menerima beasiswa ke Institut Kerajaan Prancis untuk Pemuda Tunanetra.
Selama studinya, terinspirasi oleh kriptografi militer Charles Barbier dari Angkatan Darat Prancis, dia mengembangkan sistem kode taktil yang memungkinkan orang buta membaca dan menulis dengan cepat dan efisien.
Braille mempresentasikan hasil kerja kerasnya kepada rekan-rekannya untuk pertama kali pada tahun 1824 ketika dia baru berusia lima belas tahun.
Baca Juga: 7 Link Twibbon Harlah Pagar Nusa 2023 yang ke-37: Cocok Dishare ke Grup Wa FB IG, Desain Menarik
Pada tahun 1829, dia menerbitkan buku pertamanya tentang sistem yang dia buat, berjudul “Method of Writing Words, Music, and Plain Songs by Means of Dots, for Use by the Blind and Arranged for Them”.
Sistem braille bekerja dengan merepresentasikan huruf alfabet (dan angka) dalam rangkaian 6 titik yang dipasangkan dalam 3 baris.
Kesederhanaan idenya memungkinkan buku mulai diproduksi dalam skala besar dalam format yang dapat dibaca oleh ribuan orang tunanetra dengan menggerakkan ujung jari mereka di atas titik-titik.
Baca Juga: Program Kartu Prakerja 2023 Hadir dengan Skema Normal, Ini Perbedaan dari Skema Sebelumnya
Berkat ini, siswa tunanetra memiliki kesempatan untuk dididik bersama teman sebayanya serta membaca untuk kesenangan semudah yang bisa dilakukan oleh orang yang bisa melihat.
Merujuk pada peristiwa tersebut, maka pada tanggal 4 Januari di sepanjang tahunnya diperingati sebagai Hari Braille Sedunia.
