Malam 1 Suro: 6 Mitos dan Larangan Tradisi Jawa di Malam 1 Suro 2022, Diincar Tundan Demin Apa Itu?

- 29 Juli 2022, 21:38 WIB
Malam 1 Suro: 6 Mitos dan Larangan Tradisi Jawa di Malam 1 Suro 2022, Diincar Tundan Demin Apa Itu?
Malam 1 Suro: 6 Mitos dan Larangan Tradisi Jawa di Malam 1 Suro 2022, Diincar Tundan Demin Apa Itu? /Pexels/OVAN//

MEDIA BLITAR – Di Indonesia khususnya di Pulau Jawa, Tahun Baru Islam kerap diidentikkan dengan malam 1 Suro. Banyak daerah yang memiliki tradisi untuk mengisi malam 1 Suro.

Pada Malam 1 Suro akan terjadi yang namanya 'Tubah Demit' atau malam di mana akan terjadi akumulasi mahluk halus. Mereka akan keluar dan mencari manusia yang lupa untuk ingat dan waspada.

Dipercaya segala jenis makhluk halus seperti jin, setan, siluman, binatang gaib, dan lain-lain kan mudah masuk ke alam kita.

Baca Juga: Lirik Lagu Dunia Tipu Tipu - Yura Yunita, Viral di TikTok: Puja Puji Tanpa Kata

Selain itu, pada kepercayaan Jawa, bulan Suro dipercaya sebagai bulan yang sakral. Awal bulan Suro pada tahun ini akan jatuh pada tanggal 30 Juli 2022.

Di hari pasaran Sabtu Pahing, sehingga malam 1 Suro akan dirayakan pada Jumat Legi malam harinya. Banyaknya mitos yang beredar, membuat banyak orang memilih waspada dan mawas diri saat malam 1 Suro.

Ada banyak pantangan yang diharamkan dilakukan menurut tradisi masyarakat jawa berikut adalah 6 mitos dan larangan yang menyelimuti malam 1 Suro.

Baca Juga: Viral di TikTok, Mariam Hadid Ngaku Nabi Wanita Pertama dari Lebanon: Sengaja Pemer Dada hingga Salat Mendesah

1. Melakukan Perjalanan Jauh dari Rumah

Selanjutnya adalah tidak boleh sering keluar rumah apalagi perjalanan jauh. Tepat pada saat malam satu Suro, sangat dilarang untuk pergi keluar rumah atau melakukan aktivitas di luar rumah.

Larangan ini sangat dipegang teguh oleh masyarakat Jawa, orang tua akan melarang anak-anaknya untuk tidak keluar rumah tepat pada malam 1 Suro.

Baca Juga: Viral di TikTok, Mariam Hadid Ngaku Nabi Wanita Pertama dari Lebanon: Sengaja Pemer Dada hingga Salat Mendesah

2. Dilarang Pindah Rumah

Selain pesta pernikahan pesta hajatan lain juga tak boleh diadakan pada bulan Suro. Karena terdapat penanggalan dalam kalender jawa jika akan pindah rumah.

Sebagian masyarakat menganggap bulan Suro adalah bulan yang buruk sehingga pantang mengadakan berbagai pesta hajatan seperti sunatan, dan acara bahagia lainnya.

Baca Juga: Pernikahan Putri Anies Baswedan Mutiara Annisa Baswedan Berlangsung Khidmat dengan Protokol Kesehatan

3. Tidak Boleh Mengadakan Pesta

Dalam tradisi budaya Jawa ketika memasuki bulan Suro, orang tua melarang keras untuk mengadakan pesta pernikahan anak-anak mereka.

Berdasarkan kepercayaan orang Jawa mengadakan pernikahan pada bulan Suro dipercaya akan mengundang kesialan kepada kedua belah keluarga pengantin.

Alasan dilarangnya pesta hajatan diadakan pada bulan Suro karena dianggap menyaingi ritual keraton, yang dirasa sepi dan tak lagi menimbulkan aura keramat.

Namun sebagian masyarakat tidak meyakini larangan yang satu ini, karena pantangan ini disebut sebagai teori tak berdasar. Tapi hingga kini sebagian orang masih percaya dengan mitos tersebut.

Baca Juga: Malam 1 Suro: Lakukan Hal Ini Agar Selalu Terlindungi dari Mara Bahaya

4. Tak Boleh Bicara ‘Tapa Bisu’

Ritual yang biasa dilakukan pada 1 Suro adalah Tapa Bisu. Ritual Tapa Bisu ini dilakukan dengan cara mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta dan pada saat melakukan ritual tak boleh berbicara sepatah kata apapun.

Kegiatan seperti makan, minum, merokok juga sangat dilarang untuk dilakukan saat ritual ini berlangsung.

Selain itu, ada hal yang harus dipatuhi yakni bulan Suro dianggap sebagai bulan sial, namun doa-doa yang dipanjatkan akan mudah terkabul. Sama halnya ketika mengeluarkan perkataan buruk. Maka masyarakat dianjurkan untuk menjaga lisannya.

Baca Juga: Apa Itu Sengkolo, Suatu Energi Negatif yang Diyakini Mengicar Weton ini Saat Malam 1 Suro

5. Arwah leluhur pulang

Alasan lain mengapa ada larangan keluar rumah adalah arwah leluhur berkunjung ke rumah keluarga. Arwah tersebut harus disambut dengan berdoa di dalam rumah, bukan malah keluar rumah.

6. Makhluk Halus Bergentayangan

Di malam 1 Suro akan diselimuti misteri menyeramkan seputar makhluk halus. Konon, pada malam tersebut, makhluk gaib dengan berbagai jenis akan bergentayangan karena malam itu merupakan pestanya makhluk gaib.

Baca Juga: Pantangan dan Larangan Malam 1 Suro, Salah Satunya Perjalanan Jauh Dari Rumah

Lalu apa solusinya bagi 4 Weton ini agar terhindar dari Sengkolo Tuban Demit di malam 1 Suro 2022 ini? Solusi bagi 4 Weton tersebut adalah:

1. Berdo'a kepada Yang Maha Kuasa

Berdo'a disini terdiri dari beberapa ritual, seperti do'a yang biasa Anda lakukan seperti meminta keselamatan dan perlindungan kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

Ritual do'a yang kedua ritual Do'a siraman Malam 1 Suro, Yaitu mandi besar sambil berdoa dengan mandi menggunakan kembang setaman.

Pada saat siraman dianjurkan dengan Berdo'a memohon keselamatan kepada Tuhan agar senantiasa menjaga kita dari segala bencana, musibah, kecelakaan dan lainnya.

Mandilah sebanyak siraman 7, 11, atau 17 Siraman air kembang setaman. 7 kali siraman bermakna Agar tuhan memberikan pitulung atau pertolongan. Jika 11 kali siraman bermakna Agar Tuhan memberikan kejelasan atau belas kasih. Sedangkan jika 17 kali maknanya Agar Tuhan memberikan Pertolongan dan juga Belas kasih.

Siraman ini akan lebih bagus jika dilakukan diluar ruangan beratapkan langit, Maksudnya agar secara langsung dapat menyatukan jiwa dan raga kedalam gelombang harmonisasi alam semesta.

Baca Juga: Pantangan dan Larangan Malam 1 Suro, Salah Satunya Perjalanan Jauh Dari Rumah

2. Jangan Keluar Rumah Jika Tidak Mendesak

Mereka yang Energi dan Spiritualnya lemah, akan sangat mudah terdeteksi oleh bangsa lelembut, sehingga begitu keluar dari Rumah akan di incar.

Tempat yang paling aman adalah berada didalam rumah. Karena setiap rumah paling tidak mempunyai Ghaib yang berasal dari Doa ataupun sedulur Ghaib para penghuni yang lain.

Menyadur dari laman NU Online oleh Media Blitar, berikut cara mengamalkan doa Malam 1 Suro atau peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H.

Baca Juga: Kumpulan Quotes Penuh Mankan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H, Cocok Jadi Status Media Sosial

Doa Akhir Tahun 1442 H

Berikut ini doa akhir tahun yang dianjurkan Rasulullah SAW yang bisa dibaca sebanyak 3 kali sebelum maghrib pada hari terakhir bulan Dzulhijjah.

اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ

Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.

Artinya:

“Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”

Baca Juga: LINK Video Sopir Taksi Online di Manado Lecehkan Penumpang Wanita Viral di Medsos, Tak Patut Dicontoh!

Doa Awal Tahun 1444 H

Setelah lewat adzan maghrib, berikut adalah lafal doa awal tahun yang dianjurkan Rasulullah SAW yang bisa dibaca sebanyak 3 kali pada hari pertama bulan Muharram.

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.

Artinya:

“Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”

***

Editor: Arini Kumalasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah