Network
MEDIA BLITAR – Kasus Covid-19 di Indonesia masih terbilang tinggi karena lonjakan angka positif terus meningkat setiap hari.
Berbagai cara yang dilakukan pemerintah dalam menangani Covid-19 pun terus dilakukan guna memutus rantai penularan virus Corona.
Mulai dari suntik vaksin, penerapan protokol kesehatan yang ketat hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Namun, masih saja respon masyarakat yang acuh terhadap penerapan protokol kesehatan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: dr. Tirta Bagikan Cara Mengetahui Kadar Oksigen Penderita Covid-19, Dicek Tanpa Alat
Seperti halnya dua provinsi di Pulau Jawa ini yang disebut ‘bandel’ dalam menerapkan protokol kesehatan.
Satgas Covid-19 menyebut adanya kelonggaran pengetatan sehingga menyebabkan warga mengabaikan protokol kesehatan.
Dua provinsi ini digambarkan ‘bandel’ karena lalai dalam menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak.
Kedua provinsi yang disebut Satgas Covid-19 adalah Provinsi DKI Jakarta dan Banten.
Baca Juga: 4 Aktivitas Hal Sepele Ternyata Bisa Membuat Rentan Terpapar Covid-19, Salah Satunya Merokok
Dilansir MediaBlitar.com dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Prof Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Satgas Covid-19 mengatakan hingga 26 persen desa dan kecamatan di Indonesia memiliki kepatuhan yang rendah dalam hal penggunaan masker selama seminggu terakhir.
“Relaksasi disalahartikan sebagai keadaan aman sehingga protokol kesehatan dilupakan,” kata Prof Wiku Adisasmito
Terkait social distancing, 28 persen desa dan kelurahan juga memiliki kepatuhan yang rendah.
Khusus di wilayah Jawa-Bali, Prof Wiku Adisasmito menyebut Banten dan DKI Jakarta sebagai daerah yang paling tidak patuh.
“Desa/kelurahan yang tidak patuh pakai masker paling banyak terdapat di Banten sebesar 28,57 persen. Sedangkan untuk desa kelurahan yang tidak patuh menjaga jarak, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kelurahan paling banyak yaitu 48,26 persen, atau hampir setengah kelurahan di DKI Jakarta masyarakatnya tidak patuh dalam menjaga jarak,” tutur Prof Wiku Adisasmito.
Menurut Prof Wiku Adisasmito, pengawasan dan Tindakan yang ketat sangat penting guna menjaga kepatuhan menerapkan protokol kesehatan.***
