MEDIA BLITAR - Malam 1 Suro dianggap keramat karena sejumlah alasan yang berkaitan dengan kepercayaan dan tradisi yang telah berkembang di masyarakat Jawa dan sekitarnya.
Berikut beberapa alasan mengapa Malam 1 Suro dianggap keramat:
1. Awal Tahun Baru Hijriyah
Malam 1 Suro menandai awal tahun baru dalam kalender Hijriyah atau kalender Islam.
Sebagai momen yang penting dalam agama Islam, malam ini dianggap memiliki nilai keramat karena memulai siklus baru dalam perhitungan waktu dan spiritualitas umat Islam.
2. Kaitannya dengan Budaya Jawa
Di samping aspek agama, Malam 1 Suro juga memiliki akar dalam budaya Jawa yang kaya akan tradisi dan kepercayaan mistis.
Masyarakat Jawa percaya bahwa malam ini adalah waktu di mana batas antara dunia fisik dan dunia gaib menjadi tipis, memungkinkan interaksi yang lebih intens antara manusia dengan roh nenek moyang atau makhluk gaib lainnya.
3. Tradisi Nyadran dan Penghormatan Leluhur
Pada Malam 1 Suro, tradisi Nyadran sering dilakukan sebagai penghormatan terhadap leluhur atau nenek moyang.
Upacara ini mencerminkan rasa hormat dan pengabdian kepada leluhur serta doa untuk mendapatkan berkah dan perlindungan dari mereka.
Baca Juga: 11 Weton Ini Sebaiknya di Rumah Saja Saat Malam 1 Suro, Rawan Gangguan Mistis?
4. Potensi Energi Mistis yang Tinggi
Dipercayai bahwa malam ini memiliki energi spiritual yang sangat kuat, yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan ritual atau meditasi yang mendalam.
Bagi sebagian orang, keberadaan makhluk halus atau jin juga dipercaya lebih aktif pada malam 1 Suro, menjadikannya waktu yang tidak hanya keramat tetapi juga berpotensi penuh dengan pengaruh gaib.
5. Peringatan untuk Menjaga Kewaspadaan
Karena potensi pengaruh gaib yang tinggi pada malam ini, masyarakat sering diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati dalam menjalani aktivitas, terutama di luar rumah.
Ini merupakan upaya untuk menghindari kemungkinan gangguan atau kesialan yang dianggap bisa terjadi pada malam tersebut.
Dengan demikian, keramatan Malam 1 Suro tidak hanya bersumber dari aspek agama tetapi juga terkait erat dengan kebudayaan, tradisi, dan kepercayaan spiritual yang mendalam dalam masyarakat Jawa dan sekitarnya.
***