MEDIA BLITAR – Simak sejarah dan makna hari Isra Miraj yang dilengkapi dengan tradisi unik momen perayaannya di Indonesia.
Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat muslim karena pada Isra Miraj Nabi Muhammad mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam.
Momen ini, diperingati setiap tanggal 27 Rajab dengan berbagai acara keagamaan dan melakukan ibadah sunnah agar mendapat pahala dan ridha, seperti puasa, membaca sholawat, membaca surat Al-Ikhlas dan ayat kursi, berdzikir, perbanyak istighfar, serta membaca doa pagi dan sore.
Baca Juga: Rekomendasi Film dan Drama Genre Romantis yang Cocok Ditonton di Akhir Pekan, Ada Apa Saja?
Sejarah hari Isra Miraj terjadi saat peristiwa perjalanan malam hari Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke masjid Al-Aqsa yang berada di Yerusalem, Palestina hingga Sidratul Muntaha (Langit ketujuh).
Perjalanan ke langit ketujuh dalam peristiwa Isra Miraj ini, hanya ditempuh dalam waktu satu malam oleh Nabi Muhammad SAW, yang tertuang dalam sebuah hadits berikut:
“Allah SWT pada malam Isra mewajibkan atas umatku lima puluh shalat, kemudian aku terus-menerus kembali kepada Allah SWT dan memohon keringan sehingga Allah SWT menjadikannya lima shalat sehari semalam.” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Baca Juga: 5 Tempat Wisata Horor di Yogyakarta yang Menyimpan Banyak Cerita Seram dan Mistis
Peristiwa ini, juga dijelaskan dalam Al-Quran pada Surat Al-Isra ayat 1, sebagaimana berbunyi:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ – ١
Artinya: Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-nya (Muhammad) pada malam hari dari masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran kami. Sesungguhnya dia maha mendengar, maha melihat.” (QS. Al-Isra: 1).
Selain itu, Isra Miraj diperintahkan oleh Allah SWT pada saat Rasulullah SAW mengalami Yaumul Khuzn (Tahun duka cita), karena beliau ditunggalkan oleh istrinya, yakni Khadijah al-Kubra dan Abu Thalib bin Abdul Muthalib.
Peristiwa inilah, menjadi titik tolak kebangkitan dakwah Rasulullah SAW karena setelah Isra Miraj akan menjadi pemisah antara kaum mukminin dan kaum kafir.
Baca Juga: Cek 4 Tempat Wisata di Garut Dekat Stasiun yang Bisa Kamu Kunjungi Saat Wekeend
Sekarang, momen Isra Miraj masih diperingati, hingga memiliki tradisi unik momennya di Indonesia, yakni:
1. Cirebon
Menariknya, di Cirebon mempunyai tradisi unik memperingati Isra Miraj, dengan berziarah ke Plangon, yakni ke makam penyiar agama islam Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan.
Selain itu, Keraton Kasepuhan juga mengadakan pengajian dimana pada akhir acara akan ada pembagian nasi bogana, hidangan yang terdiri dari kentang, telur, ayam, tempe, tahu, parutan kelapa, dan bumbu kuning.
Biasanya, makanan ini saat Isra Miraj dibagikan ke warga keraton, masjid, abdi dalem, dan masyarakat magersari.
Baca Juga: Gerakan Anti Sampah “Yok Kita Gas”: BRI Sasar Pengelolaan Sampah Terpadu di Pasar Kesesi Pekalongan
2. Ambengan
Selain di Cirebon, masyarakat yang berada di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah memiliki tradisi Isra Miraj, yakni Ambengan.
Tradisi Isra Miraj ini, membawa ambeng merupakan makanan yang berisi lauk dalam wadah besar ke masjid atau tempat ibadah umat muslim, dan akan dibagikan ke jamaah yang hadir untuk makan bersama atau dibawa pulang.
3. Siwarak
Selain itu, tradisi Nyadran yang dilakukan oleh masyarakat daerah Kecamatan Gunungpati, Siwarak.
Tradisi ini, biasa dilakukan dengan mengadakan kirab budaya seperti mengarak replika hewan dan hasil bumi diiringi musik khas, serta juga menampilkan berbagai atraksi menarik, seperti pencak silat, tarian, dan cerita awal mula Siwarak.
Baca Juga: Download Drakor 'Crash Course in Romance' Episode 11 Sub Indo, Nonton di Sini Kualitas Jernih Resmi
4. Yasa Peksi Burak
Yasa Peksi Burak merupakan tradisi Isra Miraj yang dilakukan masyarakat Kraton Yogyakarta. Biasanya, tradisi ini dilakukan dengan arak-arakkan dari Masjid Gedhe yang didahului dengan doa bersama.
Kemudian, pada malam harinya dilaksanakan pembacaan kitab kisah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW oleh Kiai Penghulu.***