MEDIA BLITAR - Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, tampak santai menghadapi kritik tajam yang disampaikan oleh capres nomor urut 1, Anies Baswedan, terkait kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan.
Dalam debat Pilpres 2024, Anies memberikan penilaian rendah, hanya memberikan 11 dari 100 untuk kinerja Prabowo.
Meskipun demikian, Prabowo menyatakan bahwa penilaian tersebut tidak akan mengganggu konsentrasinya dalam perjalanan kampanye.
Baca Juga: Gemuruh Debat Ketiga Pilpres, Mahfud MD Klaim Tak Ada Serangan Personal dan Pertanyaan Biasa
Prabowo menyampaikan ketidakpedulian terhadap penilaian Anies dengan nada santai. Dalam acara Konsolidasi Relawan Prabowo-Gibran di Provinsi Riau, dia menjelaskan bahwa sebagai anak Betawi, dia tidak terlalu memikirkan penilaian yang diberikan oleh lawan politiknya.
"Kemarin saya dapat penilaian dari seorang yang kalian tahu siapa, yang kasih penilaian 11 dari 100. Jawaban saya sebagai anak Betawi, kalau dari ente mah, emang gue pikirin?" ucapnya tanpa terlihat terpengaruh.
Pengakuan Prabowo: Tak Pandai 'Omon-Omon' dan Bersilat Lidah
Prabowo, mantan Danjen Kopassus, mengungkapkan bahwa dirinya tidak pandai bersilat lidah atau menggunakan diplomasi kosong. Dia menekankan bahwa gaya berbicaranya jauh lebih bersifat lugas dan tulus.
"Aku begini, aku ngomong dari hati. Tak pandai aku bersilat lidah, tak pandai aku berbohong-bohongan, tak pandai aku 'omon-omon' kosong," ungkapnya.
Prabowo menegaskan bahwa sejak muda, dirinya telah berjuang untuk membela Indonesia, dan oleh karena itu, penilaian Anies tidak akan menggoyahkan tekadnya.
Kritik Anies Terhadap Kinerja Prabowo
Dalam debat Pilpres putaran ketiga, Anies Baswedan tidak hanya memberikan penilaian rendah terhadap kinerja Prabowo, namun juga mengkritik berbagai aspek, termasuk kepemilikan lahan Prabowo, lemahnya cyber security, dan anggaran fantastis untuk pembelian alutsista bekas di Kementerian Pertahanan.
Anies juga merinci kritiknya terhadap program Food Estate yang dikomandoi oleh Prabowo sebagai Menhan, menyebutnya merugikan dan merusak lingkungan.
Prabowo, sambil tetap menjaga sikap santainya, menyatakan bahwa dirinya lebih memilih untuk berbicara dari hati dan tidak terlibat dalam diplomasi kosong. Meskipun menanggapi kritik dengan sikap tenang, Prabowo tidak melepaskan kesempatan untuk menyuarakan pandangannya dan mempertahankan posisinya dalam debat Pilpres yang semakin memanas.