Apa Arti SCBD Benarkah Ganti Nama jadi Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok? Usai Citayam Fashion Week

- 9 Juli 2022, 08:46 WIB
Apa Arti SCBD Benarkah Ganti Nama Jadi Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok? Usai Citayam Fashion Week/Tangkap layar TikTok/Tampan/
Apa Arti SCBD Benarkah Ganti Nama Jadi Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok? Usai Citayam Fashion Week/Tangkap layar TikTok/Tampan/ /

Lebih lanjut, seperti dikutip dari Pikiran Rakyat, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka suara soal fenomena ini, saat menghadiri acara Pembukaan TOD Forum 2022 dan Pencanangan Pembangunan Interkoneksi Bawah Tanah (tunnel) Thamrin Nine-Stasiun MRT Dukuh Atas, Kamis 7 Juli 2022.

Anies menanggapi fenomena nama SCBD yang dipelesetkan menjadi Sudirman, Citayam, Bogor, Depok.

Baca Juga: Piala AFF U-19, SKOR Timnas Indonesia Vs Filipina, Klasemen Sementara Grup A, Susunan Pemain Rotasi Coach Shin

“Itu on ground (fenomena), ini (pembangunan tunnel) underground. Kita butuh FGD khusus soal ini,” ujar Anies tertawa.

SCBD yang dimaksud Anies adalah singkatan dari Sudirman, Citayam, Bogor, Depok. Anies kemudian bicara soal Pemprov DKI yang berupaya menciptakan kesetaraan di Jalan Sudirman

Ia menyinggung masalah demokrasi yang kini sudah ada Jalan Sudirman yang dulu dipenuhi pekerja di kawasan, kini orang dari berbagai wilayah ikutan nongkrong di area sekitar Jalan Sudirman seperti Taman Dukuh Atas sehingga memunculkan fenomena baru.

Baca Juga: Panduan Tata Cara Shalat Idul Adha 2022 Dimulai Membaca Niat dan Takbir

Ia berharap dengan ini ada demokratisasi Jalan Jenderal Sudirman. Sehingga harapannya bisa menginspirasi orang tua agar mendorong anak-anaknya belajar yang baik dan bisa berprestasi sehingga bisa bekerja di perusahaan-perusahaan besar seperti yang ada di Jalan Jenderal Sudirman.

“Teman-teman ingat Jalan Jenderal Sudirman berapa tahun yang lalu? Jalan itu dimiliki oleh mereka yang bekerja di tempat ini saja di luar itu tidak bisa ikut menikmati jalan terbesar di republik ini jalan itu hanya dinikmati mereka yang bekerja. Kenapa? Karena semuanya menggunakan kendaraan pribadi, begitu masuk kantor sampai di kantor mau keluar kantornya pakai mobil, pakai motor. Tidak ada yang berjalan kaki antar gedung ada pertemuan antar gedung gak jalan kaki,” jelasnya.

“Apa yang terjadi setelah dibangunnya trotoar? Trotoarnya sangat lebar yang sesungguhnya terjadi adalah bukan saja mereka yang bekerja di kawasan ini yang bisa berjalan kaki leluasa tapi seluruh warga Jabodetabek bisa menikmati jalan dengan pemandangan gedung-gedung tinggi satu-satunya di republik ini,” katanya.***

Halaman:

Editor: Arini Kumalasari

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah