MEDIA BLITAR – Rusia telah mendapatkan sanksi serius dari negara-negara barat karena berperang dengan Ukraina, mereka didepak dari jaringan SWIFT. Lantas apa arti SWIFT yang konon bisa memporak-porandakan ekonomi Rusia?
Perang antara Rusia vs Ukraina semakin panas, ditambah dengan beberapa negeri barat yang kini memutuskan untuk memblokir akses bank-bank milik Rusia dari SWIFT. Pemblokiran ini merupakan salah satu sanksi untuk Rusia karena melakukan serangan ke Ukraina hingga beberapa hari terakhir.
Menurut Asosiasi SWIFT Nasional Rusia, Rusia memiliki jumlah pengguna terbesar kedua setelah AS, dengan sekitar 300 lembaga keuangan Rusia dalam sistem, lebih dari setengah dari lembaga keuangan Rusia.
Dengan diblokirnya akses Rusia, maka dapat dipastikan bahwa Rusia akan mengalami banyak kerugian.
Alicia Garcia Herrero, kepala ekonom untuk Asia Pasifik di Natixis di Hong Kong, mengatakan memblokir Rusia dari SWIFT akan menjadi pukulan serius bagi negara itu.
“[Ini masalah besar] karena tidak ada pembayaran utang atau pembiayaan perdagangan yang dapat dilakukan. Ini lebih besar daripada menghentikan impor gas UE dari Rusia,” kata Garcia Herrero dilansir dari Al Jazeera.
“Ini adalah akhir dari bagian penting ekonomi," tambah Aleksashenko.
“Setengah pasar konsumen akan hilang. Barang-barang ini akan hilang jika pembayaran tidak dapat dilakukan untuk mereka.”
“Kalau bank yang sudah kena sanksi, tidak terlalu berpengaruh. Tetapi jika itu adalah 30 bank Rusia teratas maka itu adalah masalah yang sama sekali berbeda,” katanya.
“Semuanya terdengar sangat keras dan semua orang sangat senang, tetapi pada kenyataannya, itu adalah pernyataan politik,”
Baca Juga: Download Segera Link Minecraft Update 1.18.12.01 Terbaru Mojang Studios Bukan Apk Mod
Banyak yang belum tahu apa itu SWIFT? Mengapa Rusia harus waspada jika terblokir dari SWIFT? Serta apa dampak yang akan di dapat jika didepak dari SWIFT? Simak penjelasannya disini yang telah dirangkum oleh Media Blitar.
Apa itu SWIFT?
SWIFT merupakan singkatan dari Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication. Pada dasarnya, SWIFT adalah suatu sistem perpesanan global yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia.
Menyadur dari Investopedia, SWIFT merupakan sistem yang berada di balik sebagian besar transaksi pembayaran dan pengiriman dana internasional.
SWIFT adalah jaringan pengiriman pesan yang digunakan oleh bank dan lembaga keuangan lainnya untuk mengirim dan menerima informasi transaksi dengan cepat dan aman. Misalnya saja, instruksi pengiriman dana.
Saat ini, ada lebih dari 11 ribu lembaga keuangan di dunia yang tergabung dalam SWIFT. Tercatat, pada tahun 2021, rata-rata lembaga keuangan tersebut mengirimkan 42 juta pesan per hari.
Cara kerja dari SWIFT yakni memberikan kode unik pada masing-masing lembaga keuangan. Kode ini secara bergantian disebut sebagai kode pengenal bank, kode SWIFT, ID SWOFT, atau kode ISO 9362.
Contohnya saja, SWIFT digunakan saat salah seorang nasabah di Bank of America ingin mengirimkan dana ke rekening di UniCredit Banca, Venesia.
Perlu dicatat, SWIFT hanyalah sebuah sistem pesan. SWIFT tidak menyimpan dana atau sekuritas apa pun, dan tidak mengelola akun klien.
Sebelum SWIFT, Telex adalah satu-satunya sarana konfirmasi pesan yang tersedia untuk pengiriman dana internasional. Namun, Telex terkendala karena kecepatannya yang terbilang rendah dan masalah keamanan.
Pada tahun 1973 silam, SWIFT kemudian dibentuk sebagai solusi anyar dengan kantor pusat yang berada di Belgia.
Seiring berjalannya waktu, SWIFT terus berkembang. Tak hanya memberikan pesan instruksi pembayaran atau pengiriman dana, tapi juga mengurus transaksi keamanan, transaksi treasury, transaksi perdagangan, dan transaksi sistem di seluruh dunia.
Dalam laporan SWIFT teranyar, data menunjukkan hampir 45 persen lalu lintas SWIFT masih digunakan untuk pesan berbasis pembayaran, 49 persen digunakan untuk transaksi keamanan.
Baca Juga: Petenis Cantik Ukraina Dayana Yastremka Kabur ke Prancis sampai Tidur Ngemper di Parkiran
Dampak Didepaknya Rusia dari SWIFT
Dilansir dari aljazeera.com oleh Media Blitar, didepaknya rusia atau pemblokiran disebut akan membatasi akses Rusia ke pasar keuangan di seluruh dunia.
Ahli teknologi keuangan dan sistem informasi di University of Manchester, Markos Zachariadis mengatakan bahwa hal tersebut akan memotong akses Rusia dan internet.
“Bayangkan semua organisasi ini yang beroperasi secara online. Mereka memiliki pelanggan di mana mereka mengirim informasi dan bertransaksi, lalu tiba-tiba tidak memiliki akses,” kata Zachariadis.
Baca Juga: Twenty Five Twenty One Episode 6: Rivalitas Kim Tae Ri dan Bona WJSN Kian Memanas!
Pakar sanksi internasional, Maria Shagina mengatakan bahwa dampak pemblokiran Rusia dari SWIFT bisa sangat merugikan. Pasalnya, Rusia sangat bergantung pada SWIFT.
“Rusia sangat bergantung pada SWIFT, karena ekspor hidrokarbon dalam mata uang dolar AS,” papar Shagina.
Pemutusan ini, lanjutnya, akan menghentikan semua transaksi internasional dan memicu volatilitas mata uang.
Sebagai alternatif dari SWIFT, Rusia telah mendirikan jaringannya sendiri, SPFS (System for Transfer of Financial Messages).
Ini mengirim sekitar 2 juta pesan pada tahun 2020, atau sekitar seperlima dari lalu lintas internal Rusia, kata bank sentral, yang bertujuan untuk meningkatkan bagian ini menjadi 30 persen pada tahun 2023.***