Inflasi AS Meledak Capai 9,1%, Bank Sentral Rapatkan Barisan Hadapi Inflasi Kronis dengan Naikkan Suku Bunga

15 Juli 2022, 09:31 WIB
Inflasi AS Meledak Capai 9,1%, Bank Sentral Rapatkan Barisan Hadapi Inflasi Kronis dengan Naikkan Suku Bunga /Pexels/Engin Akyurt

MEDIA BLITAR – Akibat kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) pada juni yang semakin meledak. Indeks Harga Konsumen (CPI/IHK) tercatat 9,1% secara tahunan (year on year/yoy) dalam pengumuman Rabu 13 Juli 2022 pagi waktu setempat.

Demi membendung gelombang besar tersebut bank-bank sentral di seluruh dunia berjuang keras merapatkan barisan menyesuaikan diri bersama inflasi yang sangat tinggi dengan risiko semakin tidak terkendali, serta memaksa tindakan kebijakan yang lebih kuat dengan menaikkan suku bunga secara agresif yang meningkatkan risiko resesi global.

Kenaikan inflasi ini menjadi yang tertinggi dalam 41 tahun terakhir. Angka itu juga jauh di atas perkiraan sejumlah ekonom yang dikumpulkan media dan lembaga, seperti Dow Jones, 8,8%.

Baca Juga: Update Hasil 8 Besar VNL 2022 Putri, Jumat 15 Juli: Wakil Asia Gugur Berjamaah, Turki Jadi Ancaman

“Pembeli membayar harga yang lebih tinggi secara tajam untuk berbagai barang pada bulan Juni karena inflasi terus menahan perlambatan ekonomi AS,” kata Biro Statistik Tenaga Kerja dalam pengumumannya seperti dikutip dari ANTARA.

Secara basis bulanan, IHK utama naik 1,3% sementara IHK inti naik 0,7%. Kenaikan utamanya karena harga bahan bakar yang melambung hingga US$ 5 per galon (sekitar 4,5 liter).

Sebelumnya, Gedung Putih memang telah memperkirakan data inflasi Juni "sangat tinggi".

“Kami memperkirakan data inflasi akan sangat meningkat, terutama karena harga gas sangat tinggi di bulan Juni,” kata Sekretaris Pers Karine Jean-Pierre di atas Air Force One saat menemani Presiden AS Joe Biden ke Timur Tengah.

Baca Juga: VNL 2022 Putri: Hajar Thailand 3-1, Turki Kirim Sinyal Bahaya Pada Italia

Naikkan Suku Bunga Jadi Solusi?

Investor di Amerika Serikat sudah memperdebatkan apakah Federal Reserve sekarang perlu memberikan kenaikan suku bunga 100 basis poin yang sangat besar, terbesar sejak 1980-an, pada pertemuan mendatang pada 26-27 Juli setelah pembacaan inflasi yang mengerikan pada Rabu  13 Juli 2022 menunjukkan tekanan harga meluas dan berakselerasi ke level tertinggi lebih dari 40 tahun.

Pada Kamis 14 Juli 2022data pemerintah menunjukkan harga produsen AS meningkat lebih dari yang diperkirakan pada Juni di tengah kenaikan biaya untuk produk energi.

Inflasi yang kuat dan meluas di tempat lain dengan latar belakang dorongan dari permintaan yang kuat, rantai pasokan yang terganggu oleh pandemi COVID-19 dan gaung pada pasokan makanan dan energi global dari invasi Rusia ke Ukraina, juga menyebabkan bank sentral lain mengambil tindakan besarnya tidak terpikirkan beberapa bulan yang lalu.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus Hari Ini 15 Juli 2022: Segera Perbanyak Vitamin C dan E, Agar Kulit Kembali Bersinar

Bank sentral Kanada pada Rabu 13 Juli 2022 menaikkan suku bunga pinjaman overnight sebesar 100 basis poin dalam upayanya untuk meredam inflasi, mengejutkan pasar dan menjadi negara G7 pertama yang melakukan kenaikan agresif dalam siklus ekonomi ini.

Bank sentral Kanada menaikkan suku bunga kebijakan menjadi 2,5 persen dari 1,5 persen, kenaikan suku bunga terbesar dalam 24 tahun, dan mengatakan kenaikan lebih lanjut akan diperlukan.

Langkah itu dengan cepat diikuti pada Kamis 14 Juli 2022oleh bank sentral Filipina, yang mengejutkan dengan kenaikan di luar siklus 75 basis poin, sementara bank sentral Singapura juga memperketat kebijakan moneternya dalam langkah di luar siklus.

Baca Juga: HASIL AKHIR Turki vs Thailand VNL 2022 Putri: Sawadikap Susul Jepang dan China Pulang Kampung

Semua mata sekarang tertuju pada bagaimana bank-bank sentral G7 utama lainnya mengatasi prospek yang memburuk.

Komisi Eropa memangkas perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi di zona euro untuk tahun ini dan berikutnya serta merevisi perkiraan inflasi pada Kamis 14 Juli 2022sebagian besar karena dampak perang di Ukraina.

Komisi sekarang memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya pada 7,6 persen sebelum jatuh ke 4,0 persen pada tahun 2023. Pada Mei, Komisi telah memperkirakan harga di zona euro akan naik 6,1 persen tahun ini dan 2,7 persen pada tahun 2023.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries Hari Ini 15 Juli 2022: Sesekali LDR Fine-fine Aja Kok, Nikmati Aja Momen Pas Ketemuan

Bank Sentral Eropa (ECB) berdiri di samping bank sentral Jepang sebagai dua bank sentral ekonomi maju sejauh ini tidak menanggapi inflasi dengan kenaikan suku bunga. Untuk ECB, setidaknya, yang tampaknya akan berubah minggu depan, dengan pejabat di sana diposisikan untuk menaikkan suku bunga kebijakan mereka sebesar 25 basis poin dalam kenaikan pertama mereka sejak 2011. Peningkatan lain diperkirakan pada September.

Sementara itu, di Inggris investor pada Kamis 14 Juli 2022 memperkirakan peluang sekitar 83 persen bagi bank sentral Inggris mengumumkan kenaikan setengah poin yang jarang terjadi pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 4 Agustus.

Di Swedia, data pada Kamis 14 Juli 2022 menunjukkan inflasi tahunan tertinggi sejak 1991, jauh di atas perkiraan bank sentral dan menyebabkan investor bertaruh akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang direncanakan, termasuk pergerakan 75 basis poin pada September.

Baca Juga: VNL 2022 Putri: Italia 3-1 China, Tajamnya Peran Paola Egonu Bikin Tirai Bambu Mandi Lebih Cepat

Di Amerika Serikat, setidaknya ada beberapa indikasi bahwa pendorong besar kenaikan inflasi terbaru, yakni biaya makanan dan energi, sudah agak mereda. Harga bensin, misalnya, telah turun lebih dari 8,0 persen pada bulan lalu dan beberapa tekanan harga pangan juga berkurang.

“Beberapa bahan yang kami beli mulai moderat dalam hal tingkat inflasi,” Sean Connolly, kepala eksekutif Conagra Brands Inc, mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada Kamis 14 Juli 2022

“Beberapa diperkirakan akan menunjukkan deflasi di tahun depan.”

“Harga gandum, minyak kedelai, bahkan solar dalam periode terakhir telah turun dari harga beberapa bulan yang lalu,” kata Connolly, yang perusahaannya membuat makanan kemasan seperti makanan beku Marie Callender.***

Editor: Farra Fadila

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler