Khofifah Akui Jumlah Lokasi Penyembuhan Traumatik Korban Gempa Belum Sesuai

- 15 April 2021, 14:07 WIB
Khofifah Akui Jumlah Lokasi Penyembuhan Traumatik Korban Gempa Belum Sesuai
Khofifah Akui Jumlah Lokasi Penyembuhan Traumatik Korban Gempa Belum Sesuai /Dok. Media Blitar / Cf Glorian

MEDIA BLITAR - Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Provinsi Jawa Timur berkoordinasi terkait percepatan penanganan korban gempa Malang pada Minggu, 10 April 2021.

Agar tepat sasaran, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta penerima bantuan korban gempa diverifikasi melalui baliho yang dipasang di Balai Desa, RT dan RW.

Baca Juga: Gempa Malang, Khofifah Minta Renovasi Terhadap Korban Divalidasi

Ketika nama terpajang, korban terdampak gempa melihat kategori kerusakan rumahnya. Bila belum tepat agar secepatnya diubah sehingga jumlah bantuan yang diterima sesuai.

Khofifah mengaku, jumlah stimulus bantuan yang diberikan dibedakan menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat kerusakan.

Rencananya rumah rusak berat akan mendapat stimulan Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta, sedangkan rusak ringan 10 juta rupiah. Jumlah itu tak termasuk bea pengerjaan.

Baca Juga: Atta Halilintar Diam-Diam Pergi dari Hotel, Aurel Hermansyah Terkejut Lihat Suaminya Bawa Sesuatu

Selain rumah, renovasi juga dilakukan terhadap fasilitas umum dan khusus yang rusak terdampak gempa di Lumajang, Malang dan Blitar.

"Nanti pengerjaannya dilakukan swakelola agar tepat sasaran," ujar Khofifah, Kamis, 15 Februari 2021.

Selain rumah, Pemprov Jatim juga melakukan pendampingan terkait pemulihan kondisi psikologis korban pascagempa.

Baca Juga: Suami Aurel Hermansyah Ungkap Kebiasaan Sebelum Menikah, Atta: Ini Gak Tau Sehat Atau Nggak Ya

Khofifah mengakui, jumlah lokasi pemulihan kondisi psikologis belum memadai. Masih kurang dari target yang ditetapkan.

Menurutnya, pemulihan kondisi psikologis korban gempa akan terfokus pada anak-anak. Penambahan lokasi ini difokuskan di lokasi terparah terdampak gempa yakni di Lumajang dan Malang.

"Anak-anak terutama tidak boleh merasa traumatik. Oleh karena itu kita lakukan psyco social teraphy. Format yang dilihat sudah dilakukan di Malang dan Lumajang," ujarnya.

Oleh sebab itu, Khofifah mengajak para relawan dari seluruh elemen masyarakat ikut membantu proses trauma healing tersebut.

Baca Juga: Tak Tahan! Lesti Kejora Bak Curhat Alami Tuntutan hingg Bully, Gilang Dirga: Tahu Istilah Gelas Kosong?

Ia juga mengakui, proses percepatan penanganan gempa saat ini mendapat tantangan karena terjadi di bulan puasa. Meski demikian, dia mengharap ada andil dari masyarakat, khususnya seantero Jawa Timur.

Sebelumnya, gempa terjadi pada Minggu, 10 April 2021 lalu mengguncang wilayah Jawa Timur. Episentrum gempa berada di 90 KM Barat Daya Kabupaten Malang dengan kedalaman 25 KM.

Gempa itu dirasakan hampir di seluruh wilayah Jawa Timur disisi selatan hingga Bali. Gempa bermagnitudo 6,1 SR tersebut menyebabkan kerusakan di Lumajang, Malang dan Blitar.

Baca Juga: Marc Marquez ‘Baby Alien’ Telah Kembali, Komentator MotoGP: Marc Sekali Lagi akan Mengejutkan Kita Semua

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Blitar, jumlah kerusakan bangunan pascagempa Malang bermagnitudo 6,7 SR merusak total 924 unit bangunan.

Rinciannya 516 unit rusak ringan, lalu rusak sedang 285 unit, dan rusak berat 31 rumah. Selain rumah, terdapat pula fasilitas umum 60 unit mengalami rusak ringan, 29 unit rusak sedang dan 3 unit masuk kategori rusak parah.

Dari jumlah tersebut kerusakan terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Kanigoro.

***

Editor: Annisa Aprilya Putri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah