MEDIA BLITAR - BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat Jawa Timur khususnya Warga Malang dan sekitarnya mewaspadai longsor dan banjir bandang jika terjadi hujan pasca gempa.
Dikutip MediaBlitar.com melalui artikel Antara, “Jadi mohon diwaspadai potensi longsor dan banjir bandang bila terjadi hujan dengan intensitas sedang, hingga lebat sebagai dampak lanjut setelah ada goyangan gempa bumi yang cukup kuat,” ujar Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers.
Gempa yang menguncang magnitudo 6.7 diwilayah Malang dan sekitarnya akan membuat leren-lereng menjadi rapuh yang akan terjadi menjadi hidrometeorologi.
Hidrometeorologi yaitu tanah longsor maupun banjir bandang dan bencana gempa juga bisa melihat dari bencana di Nusa Tenggara Timur, dimana akan sehari sebelum terjadinya gempa bumi magnitude 4.1 dan terjadi hujan lebat.
Dwikorita Karnawati, khawatir dengan terjadinya gempa yang diguyur hujan lebat akan menyebakan tanah longsor dan banjir, namun wilayah yang mengalami hujan lebat di wilayah Jawa Timur, yaitu: Jombang, Mojokerto, Pasuruan, Bondowoso dan Jember.
Sementara itu, wilayah yang mengalami guncangan gempa bumi di wilayah Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Kediri, Gresik, Bali, Lamongan, Madiun, Nganjuk, Probolinggo, Ponorogo dan Pasuruan.
Sebelumnya, BMKG memberitahu yang telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo 6.7 di barat daya, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kejadian gempa hari Sabtu jam 14.00 WIB, namun gempa tidak berpotensi tsunami dan berada dikedalaman 25 Km.
Gempa bumi yang berpusat dilaut 90 Km arah barat daya Kabupaten Malang, Jawa Timur, 95 Km Tenggara, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, 190 Km barat daya di Surabaya, Jatim dan 700 Km Tenggara Jakarta, Indonesia.
Namun, gempa bumi ini terjadi, karena jenis gempa bumi menengah akibat dengan adanya aktifitas subduksi dan hasil anilisis mekanisme sumber yang menunjukan gempa bumi pergerakan naik.
Sementara itu, menurut Dwikorita juga menghimbau masyarakat untuk tetap tenang untuk tidak terpengaruh oleh isu yang belum tau kebenaranya, namun Masyarakat dihimbau untuk menjauh dari bangunan yang rusak maupun retak yang diakibatkan oleh gempa.
Informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang informasi akan disebar di sosial media BMKG maupun di laman website BMKG atau di mobile apps IOS dan Android.***